Senin, 30 Mei 2016

Soil Investigation Report Kurang Lengkap. Trus Gimana?

Ada kasus seperti ini:
Seorang engineer ingin mendesain suatu sistem pondasi menggunakan pile. Dia punya data kapasitas pile (tiang pancang atau borepile) untuk ukuran dan kedalaman tertentu. Data itu adalah hasil rekomendasi dari konsultan geoteknik maupun soil investigator. Tapi, ternyata ukuran pile yang akan dia gunakan tidak sama dengan yang ada pada laporan/rekomendasi.
Misalnya, data yang ada diberikan dalam bentuk grafik sbb:
image
Kedalaman pile direkomendasikan maksimal 30 m. Dari grafik bisa dilihat, untuk ukuran pile diameter 50cm, kedalaman 30m, kuat tekan ijinnya adalah sekitar 120 ton.
Sementara, dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu, diputuskan untuk menggunakan diameter pile yang lebih kecil, misalnya 40 cm. Sementara dari data laporan Soil Investigation, tidak ada data sama sekali untuk pile diameter tersebut.
Ada 2 cara yang dapat dilakukan:
Yang pertama adalah langsung menghubungi engineer geoteknik yang bersangkutan, untuk dihitungkan kapasitas ijin pile sesuai dengan ukuran dan kedalaman yang diinginkan. Prosedur ini agak makan waktu terutama dari segi non-teknis misalnya masalah prosedural atau kontraktual. Tapi, hasilnya lebih bisa diterima, karena yang mengeluarkan angkanya adalah langsung dari ahlinya (geoteknik). Terjaminlah pokoknya.
Sementara cara kedua, juga banyak dilakukan di mana-mana, yaitu, si insinyur sipil/struktur mencoba menghitung sendiri kapasitas pile tersebut sesuai dengan data tanah yang ada.
Cara kedua ini bukannya tanpa masalah. Saya yakin para insinyur struktur pun bisa menghitung asal datanya lengkap, ada referensi, dan PUNYA WAKTU YANG CUKUP. Kenapa WAKTU termasuk faktor penting?
Saya pernah punya pengalaman serupa.
Di sebuah proyek yang cukup besar, data daya dukung pondasi yang diberikan oleh konsultan geoteknik kami rasa masih kurang. Akhirnya kami menghitung sendiri daya dukung pondasi sesuai kebutuhan kami. Akibatnya pekerjaan utama kami yaitu desain struktur atas menjadi terbengkalai. Kalo untuk satu-dua titik sih mungkin ga masalah, tapi kalo ada puluhan titik dengan berbagai ukuran pondasi, itu lain lagi ceritanya.
Apalagi kalo udah berbicara mengenai scope of work dan kontrak kerja antar masing-masing konsultan perencana, itu udah masalah tingkat dewa.
Jadi, menghitung sendiri daya dukung pondasi itu boleh-boleh saja, asal punya waktu yang cukup dan tidak mengganggu pekerjaan utama.
Nah… berkaitan dengan kasus pondasi pile di atas. Saya cuma mau berbagi salah satu solusi dengan hasil yang bisa dipertanggungjawabkan.
+++
Kita lihat datanya lagi. Diameter pile 50cm, kedalaman 30m, daya dukungnya 120 ton. Pertanyaan…, dengan kedalaman yang sama, kira-kira berapa daya dukung pondasi sejenis tapi diameternya 40cm?
Ingat konsepnya: Qall berbanding lurus dengan Qp+Qs
image
Qall = daya dukung ijin = Qu/SF
Qp = daya dukung ujung tiang
Qs = daya dukung friksi selimut tiang
Jadi, daya dukung pile itu ditentukan oleh tahanan/daya dukung ujung tiang dan tahanan gesekan di sepanjang selimut tiang.
Jujur saja, saya ngga hapal rumus untuk daya dukung ujung tiang (lagi malas nyari), tapi yang jelas daya dukung ujung tiang itu (Qp) hampir berbanding lurus dengan luas penampang tiang, Ap. Anggap aja berbanding lurus, walopun sebenarnya tidak 100% linear. Artinya, kalo luas penampangnya menjadi 2x lipat, maka Qp-nya juga menjadi kira-kira 2x lipat.
Begitu juga untuk tahanan friksinya, hampir berbanding lurus dengan luas selimut tiang/pile (P), yang nancap ke dalam tanah aja lho ya.
image
Nah, tinggal lihat grafik di atas. Ternyata, dari kapasitas 120 ton itu, 20 ton adalah daya ukung ujung tiang (end-bearing, Qp), dan 100 ton adalah dari gesekan selimut tiang (friction, Qs).
Nah, dari sini udah bisa dianalisis. Untuk diamter pile 50 cm, kedalaman L = 30m (3000 cm).
Luas penampang Ap = 50*50*pi/4 = 1963.5 cm2.
Luas selimut, P =  50*pi*L = 47.1 m2 (langsung saya konversi ke m2)
Trus, untuk diameter 40 cm, L = 30m.
Ap’ = 40*40*pi/4 = 1256.6 cm2,  dan
P’ = 40*pi*L = 37.7 m2.
Qp’ = (Ap’/Ap)*20 ton = 12.8 ton.
Qs’ = (P’/P)*100 ton = 80 ton.
Sehingga, total daya dukung untuk pile diameter 40cm, L = 30m, adalah 92.8 ton.
Hasil ini adalah hitungan kasar. Bisa jadi berbeda dengan hasil hitungan ala geoteknik. Dan untuk jaga-jaga, bisa saja kita kasih confidence factor, misalnya penambahan 5-10%. Yaaa sesuaikan dengan tingkat keyakinan dan kepercayaan masing-masing engineer lah. 🙂 Tapi kalo udah yakin dengan segitu, ya go ahead. Jadi, sambil menunggu hasil analisis yang lebih tokcer dari geoteknik, engineer struktur sudah bisa mulai desain pondasi dengan data kasar tapi bisa dipertanggungjawabkan.

Samakah Mutu Beton K-225 dengan fc’ 22,5 Mpa?

 
 
 
 
 
 
17 Votes

Ir. Rony Ardiansyah, MT, IP-U.
Praktisi  HAKI (Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia)
 
            Pak Pengasuh Rubrik Konstruksi. Apakah sama mutu beton K-225 dengan fc’22,5 Mpa, dan apakah pula hubungannya dengan pengujian benda uji kubus dengan silinder. Dari Irfan, BE  Pekanbaru.
Pak Irfan, BE yang saya hormati. Jawabannya tidak sama, karena K-225 adalah kuat tekan karakteristik beton 225 kg/cm2 dengan benda uji kubus bersisi 15 cm. Sedangkan fc’22,5 Mpa adalah kuat tekan beton yang disyaratkan 22,5 Mpa atau 225 kg/cm2 dengan benda uji silinder. Jadi, karena terjadi perbedaan benda uji maka mutu betonnya menjadi tidak sama. Perlu dicatat, fc’22,5 Mpa itu setara dengan mutu beton berkisar K-271.

Apakah kuat tekan Karakteristik itu? kekuatan tekan karakteristik ialah kekuatan tekan, dimana dari sejumlah besar hasil-hasil pemeriksaan benda uji, kemungkinan adanya kekuatan tekan yang kurang dari itu terbatas sampai 5% saja. Yang diartikan dengan kekuatan tekan beton senantiasa ialah kekuatan tekan yang diperoleh dari pemeriksaan benda uji kubus yang bersisi 15 (+0,06) cm pada umur 28 hari.
Sedangkan fc’ adalah kuat tekan beton yang disyaratkan (dalam Mpa), didapat berdasarkan pada hasil pengujian benda uji silinder berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Penentuan nilai fc’ boleh juga didasarkan pada hasil pengujian pada nilai fck yang didapat dari hasil uji tekan benda uji kubus bersisi 150 mm. Dalam hal ini fc’ didapat dari perhitungan konversi berikut ini. Fc’=(0,76+0,2 log fck/15) fck, dimana fck adalah kuat tekan beton (dalam MPa), didapat dari benda uji kubus bersisi 150 mm. Atau perbandingan kedua benda uji ini, untuk kebutuhan praktis bisa diambil  berkisar 0,83.
Para pelaksana konstruksi perlu ekstra hati-hati, karena para sarjana kita dewasa ini telah dan harus mengunakan standar perencanaan berdasarkan SNI. Sedangkan aplikasi sampai saat ini hampir semua Bestek atau Recana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) di Provinsi Riau, masih mengunakan mutu beton dengan “K” (karakteristik).  Jadi jangan coba, sesekali memesan mutu beton K-225 apabila di RKS tercantum mutu beton fc’22,5 Mpa karena ini sangat berbahaya, bisa menimbulkan kegagalan struktur bangunan beton bertulang.
Contoh perhitungan mutu beton fc’ 22,5 Mpa, menjadi “K”. Misalkan mutu beton di RKS 22,5 Mpa, maka kita dapat menghitung dengan konversi benda uji kubus ke silinder, yakni berkisar 0,83 dan konversi satuan Mpa ke kg/cm2, yakni sama dengan 10. Jadi mutu beton adalah sama dengan 22,5*10/0,83 = 271 kg/cm2.
Sebagai catatan tambahan. Tingkat kekuatan dari suatu mutu beton dikatakan dicapai dengan memuaskan  bila persyaratan berikut terpenuhi : (i).  Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil benda uji yang masing masing terdiri dari empat hasil uji kuat tekan tidak kurang dari (fc’ + 0,82 S). (ii). Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata-rata dari dua silinder) mempunyai nilai dibawah 0,85 fc’.***

Senin, 23 Mei 2016

Pengertian dan Fungsi Transformator Serta Prinsip Kerjanya

pengertian fungsi prinsip kerja transformatorPengertian dan Fungsi Transformator Serta Prinsip Kerjanya - Transformator atau trafo adalah komponen elektronika yang dapat memindahkan energi listrik dari dua rangkaian listrik atau lebih melalui sistem induksi elektromagnetik. Selain itu trafo juga dapat didefinisikan sebagai alat yang dapat mengubah taraf suatu tegangan bolak-balik atau tegangan AC ke taraf yang lainnya.
Misalnya tegangan AC 220 volt diturunkan menjadi 10 volt. Atau juga bisa sebaliknya, tegangan AC 110 volt dinaikkan menjadi 220 volt. Nah, itulah tadi gambaran sederhana mengenai apa itu komponen elektronika yang bernama tranformator atau trafo. Pada kesempatan kali ini belajarelektronika.net akan mengajak anda semua untuk melihat informasi lebih lanjut terkait komponen trafo.

Pengertian Transformator

Seperti yang telah disebutkan tadi bahwa transformator atau trafo merupakan sebuah komponen elektronika atau alat yang digunakan untuk menaikkan dan menurunkan tegangan bolak-balik atau tegangan AC melalui induksi elektromagnetik. Transformator memiliki peranan yang sangat penting dalam pendistribusian listrik seperti yang dilakukan oleh PLN.
Kita dapat menemukan komponen transformator dengan mudah pada beberapa rangkaian elektronika seperti rangkaian adaptor, dan rangkaian lainnya. Dalam rangkaian adaptor, trafo berfungsi sebagai penurun tegangan AC sebelum tegangan tersebut dikonversi menjadi tegangan searah atau tegangan DC oleh komponen dioda.

Fungsi Transformator

Pastinya anda semua sudah tahu bahwa fungsi dari transformator atau trafo ini adalah untuk menaikkan dan menurunkan tegangan bolak-balik atau tegangan AC. Seperti yang telah dikatakan tadi bahwa trafo juga memiliki peranan penting dalam pendistribusian listrik dari PLN sampai ke rumah-rumah.

Prinsip Kerja Transformator

Berbicara soal prinsip kerja trafo sebenarnya tidaklah rumit. Trafo bekerja dengan menggunakan prinsip induksi elektromagnetik. Tegangan bolak-balik pada masukan yang membentang di saluran primer menimbulkan sebuah fluks magnet, yang tersambung dengan lilitan sekunder. Fluks ini menginduksi gaya gerak listrik atau GGL dalam sebuah lilitan sekunder.
Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa, jika efisiensi sempurna, maka semua daya yang terdapat pada lilitan primer akan dilimpahkan menuju ke lilitan sekunder. Inti besi yang terdapat pada trafo merupkan kumpulan lempengan besi berbentuk tipis yang diisolasi dan ditempel berlapis-lapis untuk mempermudah jalannya fluks magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik pada kumparan.
prinsip kerja trafo
Selain itu inti besi yang ada pada transformatir juga memiliki fungsi untuk mengurangi suhu panas yang ditimbulkan oleh transformator itu sendiri. Jumlah lilitan yang ada pada kumparan primer menentukan rasio tegangan pada kedua kumparan. Misal, 1 lilitan kumparan primer ditambah 10 lilitan kumparan sekunder menghasilkan tegangan 10 kali lipat dari tegangan input primer.
Demikian sedikit informasi mengenai pengertian, fungsi, dan prinsip kerja trafo atau transformator. Semoga informasi tadi dapat memberikan manfaat dan juga inspirasi bagi para pembaca setia belajarelektronika.net. Jangan lupa baca artikel menarik lain dan bagikan artikel ini kepada teman-teman anda. Sampai jumpa.
Cara Kerja Submersible Pump (Pompa Air Celup)
October 16, 2015
|
Redaktur: Bima Apriandi | 0821-6844-3388

Pompa Submersible (Pompa Celup) atau bagi sebagian orang sering juga disebut dengan pompa benam karena sistem kerja pompa air jenis ini, yaitu dengan di benam di dalam air untuk memompanya keluar.

Pompa Submersible disebut juga dengan Electric Submersible Pump(ESP) adalah pompa yang di operasikan di dalam air seperti sumur, tambak, kolam, dan lainnya, Pompa Submersible akan mengalami kerusakan  jika di operasikan dalam keadaan tidak terdapat air terus-menerus.


Cara kerja pompa jenis ini berbeda dengan jenis Jet Pump yang secara garis besar sistem operasinya yaitu menyedot air, sedangkanSubmersible Pump bekerja dengan mendorong air ke permukaan.

Berikut video cara kerja Pompa Submersible :


Kelebihan Pompa Air Celup (Submersible Pump) :

  • Tidak bising, karena berada di dalam air.
  • Memiliki pendingin alami, karena posisinya yang terendam di dalam air.
  • Biaya perawatan yang rendah.
  • Tidak akan terjadi kehausan bearing dan shaft karena sistem pompa air celup tidak menggunakan shaft penggerak.

Umumnya pompa air celup yang sering di gunakan untuk memompa air dalam tambak adalah ukuran 2 inch, 4 inch, 6 inch, 8 inch dan sebagainya.

Hubungi saya 0821-6844-3388 untuk membeli Pompa Submersible

Pompa Air Celup merupakan jenis pompa yang bertipe Sentifugal, yaitu memiliki perinsip kerja untuk mengubah energi kinetis (kecepatan) cairan menjadi energi potensial (dinamis) melalui suatu impeller yang berputar di dalam casing (lapisan luar pompa).

Semoga Bermanfaat.

Memahami Pompa Benam ( Submersible Pump )



Seperti Nostalgia saja, hari ini saya menerima laporan dari bagian Maintenance satu Pompa Submersible yang dimiliki perusahaan bermasalah.  Saya teringat dengan kejadian yang samasetahun lalu saat bekerja di industri pengolahan makanan di Denpasar, pompa submersible yang mensuplai air untuk proses produksi debitnya turun drastis, dari beberapa pompa, titik inilah yang memiliki debit terbesar. akibatnya cadangan air yang kami miliki benar-benar minim.  Perlu anda ketahui industri pengolahan makanan memerlukan air dalam jumlah besar per hari, mengingat kejadian itu, benar-benar merepotkan. Endingnya kurang lebih mirip, diangkat, bagian maintenance melakukan cleaning, sialnya saat dipasang kembali, ternyata tetap tidak berfungsi bahkan mati total.
Instalasi Pompa Submersible
 Lupakan kesialan kami. Dua kali kejadian ini sudah lebih dari cukup bagi kami untuk belajar. Saya harap apa yang saya sampaikan bermanfaat bagi anda.

Pompa Submersible
Pompa Submersible (pompa benam) disebut juga dengan electric submersible pump (ESP ) adalah pompa yang dioperasikan di dalam air dan akan mengalami kerusakan jika dioperasikan dalam keadaan tidak terdapat air terus-menerus. Jenis pompa ini mempunyai tinggi minimal air yang dapat dipompa dan harus dipenuhi ketika bekerja agar life time pompa tersebut lama. Pompa jenis ini bertipe pompa sentrifugal. Pompa sentrifugal sendiri prinsip kerjanya mengubah energi kinetis (kecepatan) cairan menjadi energi potensial (dinamis) melalui suatu impeller yang berputar dalamcasing.
Komponen Pompa Submersible
Prinsip kerja pompa jenis ini berbeda dengan jenis Jet Pump. Jika pompa yang saya sebut erakhir bekerja dengan cara menyedot air, jenis pompa submersible bekrja dengan mendorong air ke permukaan. 
Berikut kelebihan dari jenis pompa submersible :
1.  Biaya perwatan yang rendah
2.  Tidak bising, karena berada dalam sumur
3.  Pompa memiliki pendingin alami, karena posisinya terendam dalam air
4. System pompa tidak menggunakan shaft penggerak yang panjang dan bearing, jadi  problem yang biasa terjadi pada pompa permukaan ( Jet Pump ) seperti keausan bearing dan shaft tidak terjadi.

Detail  Parts Drawing 
Metabo SUBMERSIBLE PRESSURE PUMP TDP1000/7/025010011610 Spare Parts

1 - MULTI-ADAPTOR 2X1"AGX1"TÃŒLLE X3/4"AGX3/4MET-0903018410.0
2 - O-RING 28.25X2.62 ETMET-7632633054.0
3 - CHECK VALVEMET-7831609421.1
7 - CAPACITOR 12.5UF/400V ETMET-8050171656.1
8 - SLEEVE. CABLE SUPPORT ETMET-1341182251.1
9 - CLAMPING RING ETMET-1341182243.8
11 - CROSS REC'D PAN HEAD TAP.SCREW ST 4.2X32MET-6172006963.6
12 - RAISED CHEESE HEAD SCREWMET-6123022619.7
13 - SERRATED LOCK WASHERMET-6304084020.27
14 - MEDIUM WASHERMET-6300016330.61
19 - ELECTRIC MOTOR ASSEMBLY ETMET-8012633093.0
21 - PACKING RINGS ETMET-1349633023.1
23 - O-RING 90X5.4 ETMET-7632182222.4
24 - O-RING ETMET-7632633046.1
25 - PUMP CASING ETMET-1341633172.1
26 - O-RING ETMET-7632633062.2
28 - DIFFUSOR SUPPORT ETMET-1349633163.0
31 - PACKING RING ETMET-1349633031.1
32 - IMPELLER ETMET-1341633148.0
33 - O-RING ETMET-7632633070.0
34 - DIFFUSOR ETMET-1349633139.1
35 - DIFFUSOR LOCK ETMET-1349633120.1
38 - STAINLESS STEEL FILTER ETMET-1349633112.0
39 - BOTTOM PANEL ETMET-1341633105.1
40 - CAP ETMET-1349633082.1


Langkah Perbaikan  Pompa Submersible



Debit air yang lebih kecil merupakan tanda-tanda pompa mengalami masalah. Jika tidak ditangani  masalah matinya pompa tinggal menunggu waktu.
Untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi, berikut langkah yang pernah dan biasa kami lakukan.
1. Jika pompa mati, cek Capasitor. Ganti terlebih dahulu jika komponen ini  tidak berfungsi.
2. Sambil di running, cek Ampere kabel power saat  pompa running. Jika lebih cukup tinggi ( > 10 A ) ada beberapa kemungkinan, 1)  motor mendapat beban cukup berat. ( Benda asing  seperti  endapan tanah merah, tanah kapur, dll.), volume air sudah berkurang, pompa bekerja dalam air dengan batas sangat minimum/kering dalam waktu yang lama, dan 3) lilitan kumparan stator bermasalah..

3. Instalasi pompa submersible standard dilengkapi  safety untuk mendeteksi kedalaman air berupa sensor electroda. Jika sensor ini dalam kondisi baik, turunnya kedalaman air dalam batas minimum akan terdeteksi, dan automatis memutus power ke motor.
Sensor Electroda

Beberapa teknisi kadang hanya mengandalkan TOR ( Thermal Overload Relay ) yang terpasang pada Contactor untuk mendeteksi kondisi pompa dan kedalaman air. Biasanya logika yang dipakai, saat kedalaman air berada dalam batas minimum, motor akan berputar dalam kondisi kering, ini akan menyebabkan kenaikan temperature motor dan ampere motor. Kenaikan dalam batas setting ampere pada TOR akan menyebabkan Contactor memutus hubungan power.
Namun teknik ini sangat tidak disarankan, prinsipnya kedalaman air tanah harus dideteksi dengan sensor yang mendeteksi kondisi langsung. Dalam jangka panjang penggunaan setting ampere pada TOR menyebabkan lilitan stator bermasalah ( short ).
4. Perhatikan  debit air, jika semburan awal tinggi kemudian melemah, kemungkinan besar volume air dalam sumur  berkurang. Jika semburannya lemah mulai dari awal motor running, ini tanda-tanda problem dari motor.
5. Angkat pompa submersible ke permukaan. Periksa kondisi fisik, adakah benda asing yang menghambat putaran shaft atau impeler. Kami pernah temui tali rafia terlilit, entah dari mana datangnya makhluk ini.
Cek Pompa Submersible
6. Cek ulang Level  kedalaman air dengan menggunakan tali ber-pemberat. Ukur  kedalaman air dan  jarak permukaan ke dasar. Saya juga pernah temui, sumur yang longsor dibagian dasarnya, kemungkinan struktur tanah labil atau efek getaran  gempa. inormasi ini penting saat penempatan titik pompa dan setting posisi sensor electroda.

7. Jika anda yakin tidak ada masalah dengan volume air dalam sumur. Fokuslaah untuk perbaiki pompa
8. Jika anda merasa yakin untuk melakukan cleaning, berilah tanda terlebih dahulu sepanjang bodi casing penutup impeler, untuk memastikan posisi pasang seperti awal. Buka impeller satu persatu, cuci lalu pasang kembali. Setelah itu buka impeller  berikutnya.
9. Periksa kondisi impeller, dan shaft. Jika sudah aus atau cacat , catat Type pompa submersible anda, lalu  dapatkan parts original di suplier resmi.
Impeller kondisi Not Ok
10. Cek tahanan lilitan kumparan pada rotor, jika tahanan menunjukkan nilai yang rendah, menunjukkan kumparan bermasalah, misal bocor. Jika anda menemui masalah ini, saya sarankan untuk mengganti dengan pompa yang baru.

11. Jika sudah  selesai cleaning dan pompa dirakit kembali. Test terlebih dahulu didalam bak air, debit air keluar dan ampere motor.

12. Jika tidak ada perubahan, jangan diteruskan eksperimen anda. Segera hubungi  Service Pompa resmi dan terpercaya. Setelah selesai service, minta pompa ditest kembali dan lihat ampere motor saat running. Jika masih cukup tingggi ( >10 A ), jangan diterima. Perbaikan belum  complete.
12. Saya rekomendasikan pemasangan dilakukan oleh  petugas service, ini penting jika anda ingin mendapat garansi perbaikan
13. Bersiaplah untuk kecewa, jika pompa submersible anda tidak dapat di repair.  Solusinya hanya satu, beli baru. Ini yang terjadi satu tahun lalu, tanpa rasa bersalah, si tukang service bilang seharusnya kami menservice pompa secara rutin dengan perhitungan  satu paket. Angkat, Cleaning, dan pasang kembali.  Saran yang aneh, bukannya  kami pakai submersible supaya biaya perawatannya murah ?

Penutup
Perhitungan yang tepat antara suplay dan tingkat konsumsi sangat penting.  Idealnya Suplay lebih besar dari pada tingkat konsumsi. Namun jika anda memiliki titik sumber yang terbatas, penggunaan Tankl air atau Ground Tank merupakan solusi yang lebih baik. Untuk mengetahui debit titik air, biasakan memasang meteran air di out put  pompa, dan buatlah jadwal inspeksi debit, rutin setiap hari.

Air merupakan  sumber daya alam yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia dan industri. Konsumsi air tanah dengan hemat dan secukupnya, memiliki lahan hijau dan sumur-sumur resapan di sekitar pabrik akan menjamin kelangsungan ketersediaan air dalam jangka waktu yang yang lama.

Semoga artikel ini bermanfaat