Blog Stats
- 94,911 Pengunjung
Kategori Tulisan
Komunitas Mahasiswa Teknik Sipil USM Kelas Karyawan
- Peringatan BPOM tentang Kantong Plastik MakananKepada semua pengunjung website yang tercinta mohon bisa disebarkan ke rekan-rekan, saudara ataupun tetangga yang ada di sekitarmu informasi yang bermanfaat ini. Sebelumnya kami mengucapkan terima kasih atas kunjungannya.
- Pekerjaan Pile Cap dan Tie Beam pada Gedung Baru Universitas SemarangSetelah proses pemancangan selesai dilanjutkan dengan pemotongan tiang pancang dan dilanjutkan dengan pekerjaan pile cap dan Tie beam Pekerjaan ini merupakan pekerjaan awal dari stuktur atas (upper structure) setelah pekerjaan struktur bawah (sub structure) selesai dilaksanakan. Semua bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan‑ketentua […]
- Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang Pembangunan Gedung Baru Universitas SemarangPondasi merupakan bagian paling bawah dari suatu konstruksi yang mempunyai fungsi untuk meneruskan beban konstruksi ke dalam lapisan tanah yang berada di bawah pondasi. Suatu perencanaan pondasi dikatakan benar apabila beban yang diteruskan oleh pondasi ke dalam tanah tidak melampaui kekuatan tanah yang bersangkutan. Apabila kekuatan tanah dilampaui maka aka […]
- Mengitung Portal Beton Bertulang menggunakan SAP 2000 V.11Diketahui struktur portal dari beton f’c = 20 Mpa bekerja beban mati (DL), beban hidup (LL), dan beban gempa (EL) seperti pada gambar, dimensi balok 35 x 50 cm2, dan kolom 30 x 30 cm2, Penyelesaian : a. Menentukan Model Struktur 1) Tetapkan unti satuan ke kN.m.C 2) Pilih menu File – New Model, pada […]
- Menghitung contoh Struktur Jembatan Baja dengan SAP 2000 V.11Diketahui seatu jembatan rangka baja dengan data sebagai berikut : · Bentang 6 x 6,0 m, tinggi 5,0 m · Profil yang digunakan IWF 14 x 90 · Fy = 240 Mpa · Beban yang bekerja adalah beban Mati (DL) dan beban Hidup (LL), dimana berat sendiri struktur sudah termasuk dalam pembebanan · DL = […]
- PERHITUNGAN PONDASIAnalisa Data dan Penyelidikan Tanah Pondasi merupakan struktur bawah yang berfungsi untuk meletakkan bangunan di atas tanah dan meneruskan beban ke tanah dasar. Untuk itu perlu dilaksanakan penyelidikan kondisi tanah pada lokasi yang akan dibangun. Dari Hasil Tes Boring (Boring Log) Kedalaman ±0,00 m s/d -0,20 m berupa tanah urugan batu dan sirtu. Kedalaman […]
- Perbandingan Kuat Tekan BetonDalam perancangan komponen struktur beton bertulang, beton diasumsikan hanya menerima beban tekan saja. Dengan demikian, mutu beton selalu dikaitkan dengan kemampuannya dalam memikul beban tekan (atau istilahnya kuat tekan). Penentuan kuat tekan beton dapat diperoleh melalui pengujian tekan di laboratorium. Benda uji yang digunakan biasanya adalah: Benda uji […]
- indeks harga satuan pekerjaan pondasi6.1 Memasang 1 m3 pondasi batu belah, campuran 1 PC : 3 PP 6.2 Memasang 1 m3 pondasi batu belah, campuran 1 PC : 4 PP 6.3 Memasang 1 m3 pondasi batu belah, campuran 1 PC : 5 PP 6.4 Memasang 1 m3 pondasi batu belah, campuran 1 PC : 6 PP 6.5 Memasang 1 […]
- Output gaya – gaya dalam pada Program SAP 2000Gaya – gaya dalam yang dihasilkan dari analisis struktur pada program SAP 2000 antara lain : 1) Gaya Normal / axial (P) 2) Gaya geser / lintang pada bidang 1-2 / shear (V2) 3) Gaya geser / lintang pada bidang 1-3 / shear (V3) 4) Momen puntir / torsion (T) 5) Momen pada bidang 1-3 […]
- KKL Mahasiswa Kelas Sore Tahun 2009PAda tanggal 20 Februari 2009 Mahasiswa Teknik Sipil Kelas Sore mengadakan KKL ke Waduk Gajah Mungkur Wonogiri Sebelum Berangkat mendapat pengarahan dari Ketua Jurusan Teknik Sipil yaitu Bp. Purwanto, ST, MT Setekah mendapatkan pengarahan dari kajur Teknik Sipil kurang lebih 15 menit, langsung menuju bis berangkat meluncur ke Wonogiri, sampai di solo jam 9 p […]
- Peringatan BPOM tentang Kantong Plastik Makanan
Administrator
PERHITUNGAN PONDASI
Posted on Maret 8, 2010 by handoko10
Analisa Data dan Penyelidikan Tanah
Pondasi merupakan struktur bawah yang berfungsi untuk meletakkan bangunan di atas tanah dan meneruskan beban ke tanah dasar. Untuk itu perlu dilaksanakan penyelidikan kondisi tanah pada lokasi yang akan dibangun.
Dari Hasil Tes Boring (Boring Log)
- Kedalaman ±0,00 m s/d -0,20 m berupa tanah urugan batu dan sirtu.
- Kedalaman -0,20 m s/d -3,00 m lapisan tanah berupa jenis lempung kelanauan berwarna abu-abu.
- Kedalaman -3,00 m s/d -5,00 m lapisan tanah berupa pasir kelanauan berwarna abu-abu.
- Kedalaman selanjutnya berupa lempung berwarna abu-abu.
Dari Hasil Tes Sondir
Sondir dilakukan pada lima titik sondir, dengan hasil sebagai berikut:
- – Titik sondir 1 (S1) tanah keras (qc = 55 kg/cm2) di kedalaman -18,60 m.
- – Titik sondir 2 (S2) tanah keras (qc = 50 kg/cm2) di kedalaman -18,60 m.
- – Titik sondir 3 (S3) tanah keras (qc = 50 kg/cm2) di kedalaman -19,60 m.
- – Titik sondir 4 (S4) tanah keras (qc = 50 kg/cm2) di kedalaman -18,60 m.
- – Titik sondir 5 (S5) tanah keras (qc = 50 kg/cm2) di kedalaman -19,40 m.
Dilihat dari lima macam analisa data tanah di atas, maka lapisan tanah keras yang paling dalam yaitu pada kedalaman -19,60 m berupa tanah lempung kelanauan berwarna abu-abu.
Pemilihan Jenis Pondasi
Dalam merencanakan suatu struktur bawah dari konstruksi bangunan dapat digunakan beberapa macam tipe pondasi, pemilihan tipe pondasi didasarkan pada hal-hal sebagai berikut:
- Fungsi bangunan atas
- Besarnya beban dan berat dari bangunan atas
- Keadaan tanah dimana bangunan tersebut akan didirikan
- Jumlah biaya yang dikeluarkan
Pemilihan tipe pondasi dalam perencanaan ini tidak terlepas dari hal-hal tersebut di atas. Dari pertimbangan hasil penyelidikan tanah dari aspek ketinggian gedung dan beban dari struktur di atasnya, maka jenis pondasi yang digunakan adalah pondasi tiang pancang dengan penampang bebentuk lingkaran.
Adapun spesifikasi dari tiang pancang tersebut adalah:
- Mutu beton (f’c) = 25 Mpa
- Mutu baja (fy) = 400 Mpa
- Ukuran = ø 50 cm
- Luas penampang = 1962,5 cm2
- Keliling = 157 cm
Perhitungan Daya Dukung Tiang Pancang
Berdasarkan Kekuatan Bahan
Tegangan tekan beton yang diijinkan yaitu:
σb = 0,33 . f’c ; f’c =25 Mpa = 250 kg/cm2
σb = 0,33 . 250 = 82,5 kg/cm2
Ptiang = σb . Atiang
Ptiang = 82,5 . 1962,5 = 161906,25 kg = 161,906 t
dimana: Ptiang = Kekuatan pikul tiang yang diijinkan
σb = Tegangan tekan tiang terhadap penumbukan
Atiang = Luas penampang tiang pancang
Berdasarkan Hasil Sondir
Daya dukung tiang dihitung dengan formula sebagai berikut:
Dimana: qc = Nilai konus hasil sondir (kg/cm2)
Ap = Luas permukaan tiang (cm2)
Tf = Total friction (kg/cm)
As = Keliling tiang pancang (cm)
Data hasil sondir S3 untuk kedalaman -19,60 m, didapatkan:
Ø qc = 50 kg/cm2
Ø Tf = 1376 kg/cm
= 75914,733 kg= 75,915 t
Sehingga daya dukung yang menentukan adalah daya dukung berdasrkan data sondir, Ptiang = 75,915 t ~ 76 t.
Menentukan Jumlah Tiang Pancang
Untuk menentukan jumlah tiang pancang yang dibutuhkan digunakan rumus acuan sebagai berikut:
Dimana: n = jumlah tiang pancang yang dibutuhkan
P = gaya vertikal (t)
Ptiang = daya dukung 1 tiang (t)
Gambar 4.37 Denah Pondasi
Tabel 4.39 Perhitungan Jumlah Tiang Pancang
Tiang
|
P(t)
|
Ptiang (t)
|
n
|
Pembulatan
| |
139.897
|
76
|
1.841
|
6
| ||
P2
|
244.489
|
76
|
3.217
|
6
| |
P3
|
221.046
|
76
|
2.909
|
4
| |
P4
|
182.926
|
76
|
2.407
|
6
| |
P5
|
155.869
|
76
|
2.051
|
6
| |
P6
|
223.195
|
76
|
2.937
|
4
| |
P7
|
337.106
|
76
|
4.436
|
9
| |
P8
|
307.909
|
76
|
4.051
|
6
| |
P9
|
294.281
|
76
|
3.872
|
6
| |
P10
|
211.856
|
76
|
2.788
|
6
| |
P11
|
220.124
|
76
|
2.896
|
4
| |
P12
|
318.799
|
76
|
4.195
|
6
| |
P13
|
218.344
|
76
|
2.873
|
6
| |
P14
|
182.241
|
76
|
2.398
|
4
| |
P15
|
213.336
|
76
|
2.807
|
4
| |
P16
|
196.017
|
76
|
2.579
|
4
| |
P17
|
133.608
|
76
|
1.758
|
4
| |
P18
|
234.393
|
76
|
3.084
|
6
| |
P19
|
282.346
|
76
|
3.715
|
6
| |
P20
|
185.102
|
76
|
2.436
|
4
| |
P21
|
130.565
|
76
|
1.718
|
4
| |
P22
|
230.095
|
76
|
3.028
|
6
| |
P23
|
270.542
|
76
|
3.560
|
6
| |
P24
|
160.972
|
76
|
2.118
|
4
| |
P25
|
136.840
|
76
|
1.801
|
4
| |
P26
|
241.257
|
76
|
3.174
|
6
| |
P27
|
289.285
|
76
|
3.806
|
6
| |
P28
|
157.370
|
76
|
2.071
|
4
| |
P29
|
95.562
|
76
|
1.257
|
4
| |
P30
|
146.670
|
76
|
1.930
|
4
| |
P31
|
167.866
|
76
|
2.209
|
4
| |
P32
|
96.012
|
76
|
1.263
|
4
|
Menghitung Efisiensi Kelompok Tiang Pancang
dimana: m = Jumlah baris
n = Jumlah tiang satu baris
d = Diameter tiang (cm)
S = Jarak antar tiang (cm)
Ø syarat jarak antar tiang
Ø syarat jarak tiang ke tepi
Tipe-tipe poer (pile cap) yang digunakan dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.38 Tipe Pondasi
Tabel 4.40 Perhitungan Efisiensi Kelompok Tiang
Poer
|
d (cm)
|
S (cm)
|
m
|
n
|
q
|
efisiensi
| |||
P1
|
50
|
125
|
2
|
2
|
21.801
|
0.242
|
1.000
|
0.758
| |
P2
|
50
|
125
|
2
|
3
|
21.801
|
0.242
|
1.167
|
0.717
| |
P3
|
50
|
125
|
3
|
3
|
21.801
|
0.242
|
1.333
|
0.677
|
Tabel 4.41 Perhitungan Daya Dukung Kelompok Tiang
Poer
|
efisiensi
|
Ptiang (ton)
|
satu tiang (ton)
|
jumlah tiang
|
daya dukung group (ton)
|
cek
| |
Tipe 1
|
0.758
|
76
|
57.590
|
4
|
230.360
|
> 223.195 ton
| |
Tipe 2
|
0.717
|
76
|
54.522
|
6
|
327.129
|
> 318.799 ton
| |
Tipe 3
|
0.677
|
76
|
51.453
|
9
|
463.079
|
> 337.106 ton
|
Perhitungan Beban Maksimum Yang Diterima Oleh Tiang
dimana:
Pmak = Beban maksimum yang diterima oleh tiang pancang (t)
SPv = Jumlah total beban (t)
Mx = Momen yang bekerja pada bidang yang tegak lurus sumbu x ™
My = Momen yang bekerja pada bidang yang tegak lurus sumbu y ™
n = Banyaknya tiang pancang dalam kelompok tiang pancang (pile group)
Xmak = Absis terjauh tiang pancang terhadap titik berat kelompok tiang
Ymak = Ordinat terjauh tiang pancang terhadap titik berat kelompok tiang
nx = Banyaknya tiang pancang dalam satu baris dalam arah sumbu x
ny = Banyaknya tiang pancang dalam satu baris dalam arah sumbu y
Sx2 = Jumlah kuadrat absis-absis tiang pancang (m2)
Sy2 = Jumlah kuadrat ordinat-ordinat tiang pancang (m2)
Pondasi Tipe 1
Beban maksimum yang diterima pada pondasi tipe 1
SPv = 223,195 t
Mx = 1,671 tm
My = 0,455 tm
Xmak = 62,5 cm = 0,625 m
Ymak = 62,5 cm = 0,625 m
Sx2 = (0,6252) + (0,6252)
= 0,781 m2
Sy2 = (0,6252) + (0,6252)
= 0,781 m2
n = 4
nx = 2
ny = 2
= 56,649 t …< P1 tiang = 57,590 t
Pondasi Tipe 2
Beban maksimum yang diterima pada pondasi tipe 2
SPv = 318,799 t
Mx = 0,096 tm
My = 0,058 tm
Xmak = 125 cm = 1,25 m
Ymak = 62,5 cm = 0,625 m
Sx2 = (1,252) + (1,252)
= 3,125 m2
Sy2 = (0,6252) + (0,6252)
= 0,781 m2
n = 6
nx = 3
ny = 2
= 53,179 t …< P1 tiang = 54,522 t
Pondasi Tipe 3
Beban maksimum yang diterima pada pondasi tipe 3
SPv = 337,106 t
Mx = 0,022 tm
My = 2,062 tm
Xmak = 125 cm = 1,25 m
Ymak = 125 cm = 1,25 m
Sx2 = (1,252) + (1,252)
= 3,125 m2
Sy2 = (1,252) + (1,252)
= 3,125 m2
n = 9
nx = 3
ny = 3
= 37,734 t …< P1 tiang = 51,453 t
Kontrol Terhadap Geser Pons
4.8.7.1 Pile Cap Tipe 1 dan Tipe 2
Karena kolom tidak tertumpu pada pile, maka P yang diperhitungkan adalah P kolom.
P = 318,799 t
h = 0,7 m
= 87,582 t/m2
= 8,76 kg/cm2 < 10,28 kg/cm2
4.8.7.2 Pile Cap Tipe 3
Karena kolom tertumpu pada pile, maka P yang diperhitungkan adalah P tiang pancang.
P = 37,734 t
h = 0,7 m
= 14,31 t/m2
= 1,431 kg/cm2 < 10,28 kg/cm2
Penulangan Tiang Pancang
Penulangan tiang pancang dihitung berdasarkan kebutuhan pada waktu pengangkatan tersebut ada dua kondisi, yaitu satu tumpuan dan dua tumpuan.
Kondisi I (Dua Tumpuan)
Gambar 4. 39 Kondisi Pengangkatan 1 dan Momen yang Ditimbulkan
Dimana: q = Berat tiang pancang
L = 6 m
= 1,243 m
= 363,86 kgm
= 1413 kg
Kondisi II (Satu Tumpuan)
Gambar 4.40 Kondisi Pengangkatan 2 dan Momen yang Ditimbulkan
Maka:
= 1,75 m
= 721,219 kgm
= 831,176 kg
Dari kedua kondisi di atas diambil yang paling menentukan yaitu:
M = 721,219 kgm
D = 1413 kg
Gambar 4.41 Penampang Tiang Pancang
Data yang digunakan:
– Dimensi tiang = ø 50 cm
– Berat jenis beton = 2,4 t/m3
– f’c = 25 Mpa
– fy = 400 Mpa
– h = 500 mm
– p = 70 mm
– øtulangan = 22 mm
– øsengkang = 8 mm
– d = h – p – øsengkang – ½ øtulangan
= 500 – 70 – 8 – 11 = 411 mm
– d’ = p + øsengkang + ½ øtulangan
= 70 + 8 + 11 = 89 mm
4.8.8.3 Tulangan Memanjang Tiang Pancang
Mu = 721,219 kgm = 7,212 kNm
Dengan rumus abc didapatkan nilai ρ = 0,00027
Pemeriksaan syarat rasio penulangan (ρmin < ρ < ρmax)
karena ρ < ρmin maka dipakai ρmin
As = ρ.b.d. 106
= 0,0035 . 0,500 . 0,411 . 106
= 719,25 mm2
Digunakan tulangan 2D22 (As = 760 mm2)
Cek Terhadap Tekuk
Dianggap kedua ujung sendi, diperoleh harga k = 1
r = 0,3 . h = 0,3 . 500 = 150 mm
Ec = 4700 (f’c)0.5 = 23500 Mpa
Pu = 56,649 T = 566,49 KN
a < ab, dipakai rumus
Digunakan As min 1% Ag = 0,01.(1/4.π.(500)2) = 1962,5 mm
Digunakan tulangan 6 D 22 ( Asterpasang = 2281 mm2 )
Penulangan Geser Tiang Pancang
Vu = 1413 kg = 14130 N
Periksa vu > fvc:
fvc = 0,6 x 0,8333 = 0,50
vu < fvc Þ dipakai tulangan praktis
Digunakan tulangan sengkang ø8 – 200.
Gambar 4.42 Penulangan Tiang Pancang
Penulangan Pile Cap
Pile Cap Tipe 1
Penulangan didasarkan pada:
P1 = Pmak = 56,649 t
Penulangan Arah x
Mu = 35,406 tm = 354,06 kNm
Tebal pelat (h) = 700 mm
Penutup beton (p) = 70 mm
Diameter tulangan (øD) = 16 mm
Tinggi efektif arah x (dx) = h – p – ½ øD
= 700 – 70 – ½ .16
= 622 mm
Dengan rumus abc didapatkan nilai ρ = 0,00294
Pemeriksaan syarat rasio penulangan (ρmin < ρ < ρmax)
ρ < ρmin maka dipakai ρmin
As = ρ.b.d.106
= 0,0035 . 1 . 0,622 . 106
= 2177mm2
Dipakai tulangan D16 – 75 (As terpasang = 2681 mm2)
Penulangan Arah y
Mu = 35,406 tm = 354,06 kNm
Tebal pelat (h) = 700 mm
Penutup beton (p) = 70 mm
Diameter tulangan (øD) = 16 mm
Tinggi efektif arah y (dy) = h – p – Dx – ½ øD
= 700 – 70 – 16 – ½ .16
= 606 mm
Dengan rumus abc didapatkan nilai ρ = 0,0031
Pemeriksaan syarat rasio penulangan (ρmin < ρ < ρmax)
ρ < ρmin maka dipakai ρmin
As = ρ.b.d.106
= 0,0035 . 1 . 0,606 . 106
= 2121mm2
Dipakai tulangan D16 – 75 (As terpasang = 2681 mm2)
Pile Cap Tipe 2
Penulangan didasarkan pada:
P1 = Pmak = 53,179 t
Penulangan Arah x
Mu = 66,474 tm = 664,74 kNm
Tebal pelat (h) = 700 mm
Penutup beton (p) = 70 mm
Diameter tulangan (øD) = 19 mm
Tinggi efektif arah x (dx) = h – p – ½ øD
= 700 – 70 – ½ .19
= 620,5 mm
Dengan rumus abc didapatkan nilai ρ = 0,0057
Pemeriksaan syarat rasio penulangan (ρmin < ρ < ρmax)
ρmin < ρ < ρmax maka dipakai ρ
As = ρ.b.d.106
= 0,0057 . 1 . 0,6205. 106
= 3538,62 mm2
Dipakai tulangan D19 – 75 (As terpasang = 3780 mm2)
Penulangan Arah y
Mu = 33,237 tm = 332,37 kNm
Tebal pelat (h) = 700 mm
Penutup beton (p) = 70 mm
Diameter tulangan (øD) = 19 mm
Tinggi efektif arah y (dy) = h – p – Dx – ½ øD
= 700 – 70 – 19 – ½ .19
= 601,5 mm
Dengan rumus abc didapatkan nilai ρ = 0,00295
Pemeriksaan syarat rasio penulangan (ρmin < ρ < ρmax)
ρ < ρmin maka dipakai ρmin
As = ρ.b.d.106
= 0,0035 . 1 . 0,6015. 106
= 2105,25 mm2
Dipakai tulangan D19 – 125 (As terpasang = 2268 mm2)
Pile Cap Tipe 3
Penulangan didasarkan pada:
P1 = Pmak = 37,734 t
Penulangan Arah x
Mu = 47,168 tm = 471,68 kNm
Tebal pelat (h) = 700 mm
Penutup beton (p) = 70 mm
Diameter tulangan (øD) = 19 mm
Tinggi efektif (d) = h – p – ½ øD
= 700 – 70 – ½ .19
= 620,5 mm
Dengan rumus abc didapatkan nilai ρ = 0,00398
Pemeriksaan syarat rasio penulangan (ρmin < ρ < ρmax)
ρmin < ρ < ρmax maka dipakai ρ
As = ρ.b.d.106
= 0,00398 . 1 . 0,6205 . 106
= 2467,68 mm2
Dipakai tulangan D19 – 100 (As terpasang = 2835 mm2)
Penulangan Arah y
Mu = 47,168 tm = 471,68 kNm
Tebal pelat (h) = 700 mm
Penutup beton (p) = 70 mm
Diameter tulangan (øD) = 19 mm
Tinggi efektif arah y (dy) = h – p – Dx – ½ øD
= 700 – 70 – 19 – ½ .19
= 601,5 mm
Dengan rumus abc didapatkan nilai ρ = 0,00424
Pemeriksaan syarat rasio penulangan (ρmin < ρ < ρmax)
ρmin < ρ < ρmax maka dipakai ρ
As = ρ.b.d.106
= 0,00424 . 1 . 0,6015 . 106
= 2553,06 mm2
Dipakai tulangan D19 – 100 (As terpasang = 2835 mm2)
Perhitungan Tie Beam
Ukuran sloof 600 x 400 cm
Data tanah: – f = 29,326o
– c = 0,115 kg/cm2 = 1,15 t/m2 = 11,5 kPa
– g = 1,758 t/m3
Tanah tersebut didefinisikan sebagai tanah sangat lunak karena c < 18 kPa, sehingga untuk menghitung qu digunakan rumus sebagai berikut:
Dari tabel faktor kapasitas dukung tanah (Terzaghi), diperoleh:
f = 29,326o ® – Nc’ = 18,4
– Nq’ = 7,9
– Ng’ = 5,4
= 16,185 t/m2
Perhitungan Gaya Dalam
Gambar 4.43 Denah Tie Beam
Perhitungan gaya dalam untuk S1
– Perhitungan momen
– Perhitungan gaya lintang
Dlap = D berjarak 1/5L dari ujung balok
Untuk perhitungan gaya dalam tie beam lainnya ditabelkan sebagai berikut:
Tabel 4.42 Gaya Dalam pada Tie Beam
Sloof
|
L
(m)
|
0.5*L
|
1/5*L
|
q
(kg/m)
|
Momen
|
Gaya Lintang
| ||
Mtump
(kgm)
|
Mlap.
(kgm)
|
Tump.
(kg)
|
Lap.
(kg)
| |||||
S1
|
6.7
|
3.35
|
1.340
|
7.054
|
26.388
|
13.194
|
23.631
|
14.179
|
S2
|
5.45
|
2.725
|
1.090
|
7.054
|
17.460
|
8.730
|
19.222
|
11.533
|
S2
|
5.25
|
2.625
|
1.050
|
7.054
|
16.202
|
8.101
|
18.517
|
11.110
|
S3
|
8
|
4
|
1.600
|
7.054
|
37.621
|
18.811
|
28.216
|
16.930
|
S4
|
6
|
3
|
1.200
|
7.054
|
21.162
|
10.581
|
21.162
|
12.697
|
S5
|
3.5
|
1.75
|
0.700
|
7.054
|
7.201
|
3.600
|
12.345
|
7.407
|
S5
|
2.75
|
1.375
|
0.550
|
7.054
|
4.445
|
2.223
|
9.699
|
5.820
|
S5
|
2.5
|
1.25
|
0.500
|
7.054
|
3.674
|
1.837
|
8.818
|
5.291
|
Perhitungan Penulangan Tie Beam
Penulangan S1
a) Tulangan Lentur
M tump = 26,388 kgm = 263,88 kNm
M lap = 13,194 kgm = 131,94 kNm
Tinggi sloof (h) = 600 mm
Lebar sloof (b) = 400 mm
Penutup beton (p) = 40 mm
Diameter tulangan (D) = 22 mm
Diameter sengkang (ø) = 10 mm
Tinggi efektif (d) = h – p – ø – ½ D
= 600 – 40 – 10 – ½ . 22
= 539 mm
d’ = p + ø + ½ D
= 40 + 12 + ½ . 22
= 61 mm
f’c = 25 Mpa
fy = 400 Mpa
Tulangan Tumpuan
Mu = 263,88 kNm
Dengan rumus abc didapatkan nilai ρ = 0,0076
Pemeriksaan syarat rasio penulangan (ρmin < ρ < ρmax)
karena ρmin < ρ < ρmax maka dipakai ρ
Dipakai tulangan tekan 2D22 (As terpasang = As2 = 760 mm2)
As1 = ρ.b.d.106
= 0,0076 . 0,40 . 0,539 . 106
= 1648,490 mm2
As = As1 + As2
= 1630,835 + 760
= 2408,490 mm2
Digunakan tulangan tarik 7D22 (As = 2661 mm2)
Tulangan Lapangan
Mu = 13,194 kNm
Dengan rumus abc didapatkan nilai ρ = 0,0037
Pemeriksaan syarat rasio penulangan (ρmin < ρ < ρmax)
karena ρmin < ρ < ρmax maka dipakai ρ
Dipakai tulangan tekan 2D22 (As terpasang = As2 = 760 mm2)
As1 = ρ.b.d.106
= 0,0037 . 0,40 . 0,544 . 106
= 792, 349 mm2
As = As1 + As2
= 792, 349 + 760
= 1552,349 mm2
Digunakan tulangan tarik 5D22 (As = 1901 mm2)
Periksa lebar balok
Maksimal tulangan yang hadir sepenampang adalah 7D22, dengan posisi 2 lapis (5D22 untuk lapis dasar dan 2D22 untuk lapis kedua)
Jarak minimum tulangan yang disyaratkan adalah 25 mm.
Lebar balok minimum:
2 x p = 2 x 40 = 80 mm
2 x ø sengkang = 2 x 10 = 20 mm
5 x D22 = 5 x 22 = 110 mm
4 x jrk min tul = 4 x 25 = 100 mm
Total = 310 mm
Jadi lebar balok sebesar 400 mm cukup memadai.
b) Tulangan Geser
Tulangan Geser Tumpuan
Vu = 23,631 t = 236309,00 N
Vs = Vn – Vc = 393848,33 – 179666,67 = 214181,67 N
Periksa vu > fvc:
fvc = 0,6 x 0,8333 = 0,50
vu < fvc Þ perlu tulangan geser
Periksa fvs > fvs mak:
fvs = vu – fvc = 1,096 – 0,50 = 0,596 Mpa
f’c = 25 MPa → fvs maks = 2,00 (Tabel nilai fvs maks, CUR 1 hal 129)
fvs > fvs mak Þ OK
Perencanaan sengkang
Digunakan tulangan sengkang ø = 10 mm, luas dua kaki As = 557 mm2
Digunakan tulangan sengkang ø 10 – 150.
Luas sengkang terpasang 157 mm2 > 50 mm2
Tulangan sengkang ø10 – 150 boleh dipakai.
Tulangan Geser Lapangan
Vu = 14,178540 t = 141785,40 N
Vs = Vn – Vc = 236309,00 – 179666,67 = 56642,33 N
Periksa vu > fvc:
fvc = 0,6 x 0,8333 = 0,50
vu < fvc Þ perlu tulangan geser
Periksa fvs > fvs mak:
fvs = vu – fvc = 0,658 – 0,50 = 0,158 Mpa
f’c = 25 MPa → fvs maks = 2,00 (Tabel nilai fvs maks, CUR 1 hal 129)
fvs > fvs mak Þ OK
Perencanaan sengkang
Digunakan tulangan sengkang ø = 10 mm, luas dua kaki As = 157 mm2
Digunakan tulangan sengkang ø 10 – 250.
Luas sengkang terpasang 226 mm2 > 83,33 mm2
Tulangan sengkang ø10 – 250 boleh dipakai.
Terkait
Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang Pembangunan Gedung Baru Universitas Semarangdalam "Materi Kuliah"
Mengitung Portal Beton Bertulang menggunakan SAP 2000 V.11dalam "Materi Kuliah"
Menghitung contoh Struktur Jembatan Baja dengan SAP 2000 V.11dalam "Materi Kuliah"
Filed under: Materi Kuliah
Berikan Balasan