Umum
CBR adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu bahan terhadap bahan standard dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama cara umum. Perkerasan jalan harus memenuhi 2 syarat, yaitu :
1) Secara keseluruhan perkerasan jalan harus cukup kuat untuk memikul berat kendaraan-kendaraan yang akan memakainya.
2) Permukaan jalan harus dapat menahan gaya gesekan dan keausan dari roda-roda kendaraan, juga terhadap pengaruh air dan hujan.
Bila perkerasan jalan tidak mempunyai kekuatan secukupnya secara keseluruhan , maka jalan tersebut akan mengalami penurunan dan pergeseran, baik pada perkerasan jalan maupun pada tanah dasar. Akibatnya jalan tersebut akan bergelombang besar dan berlobang-lobang, sampai pada akhirnya rusak sama sekali. Sedangkan kalau perkerasan jalan tidak mempunyai lapisan yang kuat, maka permukaan jalan mengalami kerusakan yaitu berupa lobang-lobang kecil dan pada akhirnya akan bertambah banyak dan bertambah besar sampai perkerasan jalan menjadi rusak secara keseluruhan.
Jadi untuk menilai kekuatan dasar atau bahan lain yang hendak dipakai untuk menentukan tebal lapisan perkerasan dipergunakan percobaan CBR. Nilai CBR ini digunakan untuk menilai kekuatan yang juga dipakai sebagai dasar untuk penentuan tebal lapisan dari suatu perkerasan.
Kekuatan tanah dasar tentu banyak tergantung pada kadar airnya. Makin tinggi kadar airnya, makin kecil kekuatan CBR dari tanah tersebut. Walaupun demikian, hal itu tidak berarti bahwa sebaiknya tanah dasar di padatkan dengan kadar air rendah untuk mendapatkan nilai CBR yang tinggi, karena kadar air tidak konstan pada nilai rendah itu. Setelah pembuatan jalan, maka air akan dapat meresap kedalam tanah dasar sehingga kekuatan CBR turun sampai kadar air mencapai nilai yang constant. Kadar air yang constant inilah yang disebut kadar air keseimbangan. Batas-batas kadar air dan berat isi kering dapat ditentukan dari hasil percobaan laboratorium, yaitu percobaan pemadatan dan CBR. Percobaan CBR ini dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
1) Percobaan CBR terendam (Soaked)
2) Percobaan CBR tak terendam (Unsoaked)
Untuk percobaan ini dipakai percobaan CBR terendam (Soaked).
I.2. Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan CBR tanah yang di padatkan di laboratorium pada kadar air tertentu.
I.3. Alat Yang Digunakan
o Mesin penetrasi (Loading Machine) berkapasitas 4,45 ton dengan kecepatan penetrasi 1,27 mm permenit
o Alat penumbuk standard dengan diameter 50,93 mm, berat 3,5 kg dengan tinggi jatuh 30,5 cm
o Cetakan logam berbentuk silinder dengan diameter dalam 152,4 mm, dan tinggi 117,1 mm. Cetakan dilengkapi dengan leher sambung dan keeping alas logam yang berlobang-lobang dengn tebal 62,0 mm
o Gelas ukur kapasitas 1000 ml
o Pisau perata, alat perata dari besi panjang 25 cm
o Palu karet
o Talam, alat pengaduk, cawan (krus) dan sendok
o Saringan No.4
o Proving Ring, alat pemeriksa CBR
o Timbangan kapasitas 25 kg dengan ketelitian 10 gr
o Timbangan kapasitas 311 gram dengan ketelitian 0,01 gr
o Oven yang dilengkapi pengatur suhu untuk memanasi sampai (100 ± 5)°C
o Piringan pemisah / Keping beban
I.4. Benda Uji
a) Benda uji yang di ambil dari lokasi dikeringkan secara keseluruhan terbuka di udara, lalu ditumbuk dengan palu karet
b) Butiran tanah yang lolos dari saringan No.4 di ambil sebanyak 3 x 5 kg. Selanjutnya tanah dibasahi sampai kadar air optimum dengan penambahan air yang harus diperhitungkan dengan kadar air yang semula.
I.5. Cara Kerja
a) Tanah atau benda uji yang sama dengan pemeriksaan pemadatan standard diberi air hingga mencapai kadar air optimum yang diperoleh pada pemeriksaan pemadatan standard maupun modified.
Banyaknya penambahan air dapat dihitung dengan rumus :
b) Cetakan dan alasnya ditimbang (w1), kemudian masukkan piringan pemisah kedalam cetakan dan pasang kertas saring diatasnya
c) Masukkan benda uji kedalam cetakan dan padatkan sesuai dengan cara pemadatan standard dengan variasi tumbukan.
§ Sepuluh tumbukan untuk setiap lapis dari 3 lapisan
§ Dua puluh lima tumbukan untuk setiap lapis dari 3 lapisan
§ Lima puluh enam tumbukan untuk setiap lapis dari 3 lapisan.
d) Buka leher sambungan dan ratakan tanah dengan alat perata
e) Cetakan dibalik dan piringan pemisah dikeluarkan, kemudian pasang kembali cetakan pada keping alas dan timbang (w2)
f) Rendam benda uji bersama cetakanya selama 24 jam
g) Letakkan keping pemberat diatas permukaan benda uji, kemudian atur torak penetrasi pada permukaan benda uji, sehingga arloji beban menunjukkan beban permulaan sebesar 45 kg. Pembebanan pemulaan ini diperlukan untuk menjamin bidang sentuh yang sempurna antara torak dan permukaan benda uji
h) Atur torak penetrasi pada permukaan benda uji sehingga arloji pengatur/penunjuk penetrasi di stel hingga menunjukkan angka nol
i) Pembebanan dilakukan dengan memutar engkol secara konstan dan otomatis dengan kecepatan 1,27 mm/menir, sehingga torak turun secara konstan
j) Pemabacaan arloji pembebanan dilakukan pada menit ke-¼, ½, 1, 1½, 2, 3, 4, 6, 8, dan menit ke-10
k) Setelah pembacaan, keluarkan benda uji dan ambil dari bagian atas, tengah dan bawah untuk diperiksa kadar airnya.
I.6. Perhitungan
ü Menghitung Penambahan Air
Dimana : Bm = Berat tanah mula-mula
wo = Kadar air mula-mula
wopt = Kadar air optimum
ü Penentuan Kadar Air
ü Penentuan Berat Isi Kering
saya mahasiswa dari kalimantan,.
mau tanya pak seandainya pondasi yang sudah mencapai tanah keras (qc >150) tetapi ujung tiang bukan bertumpu pd batu apakah perlu dihitung penurunan nya? kalau perlu,,adakah rumus perhitungnya nya?
tolong dibantu pak,,trima kasih.,
Bagaimana seandainya qc yang didapat dari hasil sondir tidak mencapai tanah keras ..qc<5 60="" atau="" br="" cm2="" di="" hingga="" kedalaman="" kg="" m..apa="" padahal="" sondir="" stop="" sudah="" teruskan="" tetap="">terima kasih5>
saya mahasiswa universitas palangkaraya, kalau bisa saya minta materi yang berhubungan tentang mekanika tanah. atas perhatiannya saya ucapkan terimaksih.
Terimakasih ,postinganya sangat membantu saya dalam menyelesaikan tugas…
Proyek saya adalah pembangunan jalan kereta api. Dalam membangun tubuh jalan, khususnya yang berupa timbunan dg kedalaman bervariasi 2-12 m, setiap lapis 30 cm diadakan tes CBR (syarat CBR 8%) oleh pihak Kontraktor. Setelah pekerjaan penimbunan tsb selesai, saya melakukan tes sondir. Ada satu titik tes yang berdasarkan tes CBR Kontraktor mencapai 12%, namun saat tes sondir menghasilkan qc min < 1 MPa, qc max < 2 MPa, qc avg 50% qc avg, dengan lapisan yg memiliki qc min<1 4.20="" br="" m.="" mpa="" setebal="">Mhn saran dan masukannya atas kondisi tes ini, dan apakah bisa dibuatkan suatu korelasi antara hasil es CBR dengan hasil tes sondir ? Terima kasih pak.1>
Aplikasi Uji Sondir untuk Evaluasi Kepadatan Tanah dan CBR
Karena ukurannya yang relatif besar, sondir standar kurang cocok untuk mengevaluasi hasil pemadatan tanah di permukaan (setebal 30-40 cm) dan penggunaannya baru bisa setelah beberapa lapis pemadatan yaitu pada kedalaman lebih dari 30 cm.
Raharjo et al. (1995) menggunakan sondir mini untuk melaksanakan pengontrolan hasil pemadatan tanah di lapangan (deep compaction).
Untuk mendapatkan nilai CBR in-situ, uji sondir dapat digunakan berdasarkan korelasi empirik yang juga dapat dilakukan terlebih dahulu di laboratorium. Data-data penunjang begitu banyak, tetapi Schmertmann mendapatkan korealsi untuk tanah pasir sbb: CBR = 1/3 qc
Sedangkan Rahardjo memperoleh korelasi CBR dari tanah lempung yang dipadatkan sbb:CBR = ½ qc
mengenai safety factor untuk pondasi.. dari beberapa referensi untuk pondasi cukup menggunakan SF=3.. berapakah nilai SF yang terbaik untuk merencanakan sebuah pondasi dangkal..? dengan kedalaman 1 hingga 2 meter..?
Dalam merencanakan pondasi dangkal, Saya menggunakan Program SAFE.. dalam program tersebut dibutuhkan nilai Modulus of subgrade sebagai input data Soil Support. Bagaimana menetukan nilai modulus of subgrade dari hasil sondir.
Terima Kasih.
dan berapakah settlement yang di-izinkan untuk pondasi dangkal..?
Mohon masukan dari bapak, mengenai buku referensi yang baik dan comprehensif untuk merencanakan sebuah Raft Foundation.
begini pak, saya mau nanya, saya mahasiswa dari Bengkulu, Saya mau mencari judul skripsi nah kebetulan saya tertarik dengan skripsi tentang geologi,
bisa nggak pak, kita meneliti suatu sampel tanah dengan sondir dan boring kemudian dijadikan penelitian,kira2 apa yang diteliti ya pak ??
mhon petunjuknya
Hasil Sondir test & Bor Log mewakili radius berapa meter pak? Trims.
Terima Kasih sebelumnya pak, sangat membantu sekali kmrin jawaban bapak. dan kalau boleh saya bertanya kembali..
Kmrin kami dan kawan-kawan mendapat proyek pengukuran, permasalahannya waktu yang diberikan sangat singkat. dengan jarak 4 KM kami harus menyelesaikan waktu dalam 2 minggu (pengukuran termasuk data). sedangkan jarak lokasi menempuh 8 jam perjalanan dan kami masih menggunakan alat theodolite yang manual.
dari pengalaman kami, kami sangat kewalahan menggunakan autocad untuk menggambarkan kontur, karena kami input manual.
yang ingin saya tanyakan, Apakah bisa pak, menginput data dari autocad langsung sehingga bisa langsung terbentuk kontur ??
kalau bisa, data apa saja yang bisa dimasukkan ?
dan bagaimana caranya ??
atau bedasarkan pengalaman bapak, bagaimana membuat laporan data kontur dengan cepat.. nun sewu
mohon petunjuknya,,
mengenai safety factor untuk pondasi.. dari beberapa referensi untuk pondasi dengan beban statis cukup menggunakan SF=3.. berapakah nilai SF yang terbaik untuk merencanakan sebuah pondasi dangkal untuk pondasi mesin generator..? dengan kedalaman 1 hingga 2 meter..?
Terima kasih.
sondir itu apa…, dan fungsi dari sondir itu apa pak….
mkasih pak….
saya wawan dari surabaya, untuk tanah bekas tambak itu cocoknya pakai ponasi apa ya pak.. thank’s pak.
saya dari mahasiswa kalsel pak mau bertanya, saya mau menghitung daya dukung ijin pondasi tiang pancang kayu galam dari data sondir, tapi saya tidak tau rumusnya.. saya cari di buku dan browsing di internet tidak ketemu juga pak. mohon bapak bisa membantu.
terimakasih.
prinsip kerjanya sama atau berbeda? dan di Indonesia sendiri penggunaan sondir piezometer sudah cukup populer apa belum..
terima kasih sebelumnya.
Hadya_sipil UI 2008
Pak saya sering menemui kendala ketika saya dimintai pendapat untuk perencanaan struktur lapisan jalan Tambang. saya sering melakukan pengukuran CBR Subgrade dengan menggunakan DCP test, nah kemudian saya bingung pak untuk melakukan konversi dari %CBR ke Daya dukung Tanah (MPa). hal ini dikarenakan saya bingung menggunakan grafik konversi %CBR ke DDT yang mana,karena saya menemukan 3 grafik konversi %CBR ke DDT, grafik yang berasal dari dinas PU, America, dan satunya saya tidak tahu sumbernya. mohon bantuannya pak jikalau bapak mempuntai standart resmi dan dapat digunakan untuk pedoman koncersi %CBR ke DDT(MPa)…
Best Regard..
Bayu samodra..
saya mahasiswa sipil UR pak, adik tingkatnya kak rofika,,,, trimakasih pencerahannya tentang sondir ini pak, pas lg butuh teori tambahan buat praktikum Mekanika Tanah,,, mohon izin buat dijadikan teori tambahan pak….
mohon dibantu pak,terima kasih.
Saya ingin bertanya, bgmana jika manometer menunjukkan angka 150, tp kedalaman yg dicapai baru 1 meter. Apakah harus dilanjutkan uji sondirnya atau dihentikan ? terimakasih.
Perkenalkan nama saya Redy, saat ini kami ada proyek di Pekanbaru dan sedang mencari perusahaan yang mengerjakan sondir, bisa dibantu pak?
Bila ada informasi bisa bantu email ke saya : red_visi@yahoo.com
Terima kasih,
Redy
pak saya mahasiswa dari riau, saya ingin memodifikasi alat uji sondir menggunakan motor listrik bagai mana pendapat bapak dengan ketelitiaan pada penyelidikan tanah,,,
pak saya ingin menanyakan berapa daya yang dibutuhkan untuk alat sondir kapsitas 2,5 ton, secara konvensional?
penyedia alat alat soil test dan jasa penyelidikan tanah, harga nego.
Semua alat kami buat di pabrik kami sendiri,dengan buatan anak- anak bangsa
Kami mohon dengan sangat bantuan bpk,mempromosikan produk kami di Pu,karna alat buatan lokal laboratorium penelitian Tanah,Beton dan Aspal tidak kalah buatan Luar.
Tlp. (022) 93651311
Fax. (022) 93649943
Email rakajulabteknik@yahoo.com
Jln Raya Andi 158 Padalarang,(Bandung Barat)
sparepart buat alat sondir yg bisa sy hubungi dimana pak yagh..terima kasih sebelumnya pak.
Masalah dan Aplikasinya
pada Tanah Lunak
Ir. Muhrozi, MS
Lab. Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil
Universitas Diponegoro
Penentuan Letak dan Banyaknya Titik Bor dan Sondir butir (b) berbunyi:
Untuk sruktur yang besar dengan jarak kolom dekat, tempatkan titik-titik
bor dan sondir berjarak 15 – 25 m, utamakan meletakkan titik bor dan sondir pada kolom yang bebannya berat, lokasi shearwall, lokasi ruang mesin dan sebagainya.
b. Untuk sruktur yang besar dengan jarak kolom dekat, tempatkan titik-titik bor dan sondir berjarak 15 – 25 m, utamakan meletakkan titik bor dan sondir pada kolom yang bebannya berat, lokasi shearwall, lokasi ruang mesin dan sebagainya. c. Bangunan Jembatan, tempatkan titik bor dan sondir ditengah/sekitar perletakan pondasi, jika tanah diragukan perlu dilakukan pemboran kearah keliling pondasi. Pada timbunan oprit jembatan yang tinggi dan lebar, minimal dilakukan 1 (satu) titik bor dan sondir.
d. Bangunan Gedung atau pabrik yang luas dengan beban kolom ringan sampai sedang, penempatan titik bor dan sondir cukup pada ke-empat sudut ditambah satu titik ditengah. Sedangkan untuk beban kolom berat dan daerah pantai perlu ditambah titik sondir dan boring. e. Bangunan berat di tepi laut, seperti dry dock yang sudah ditentukan letaknya, letakkan titik bor dan sondir berjarak 15 meter, dan tempatkan titiktitik bor pada daerah kritis dan rawan erosi.
f. Rencana tembok penahan tanah yang panjang, tempatkan titik bor dan sondir masing-masing berjarak 60 m sepanjang alinemen dinding, dan tambahkan 2 (dua) titik bor atau 2 (dua) titik sondir diluar rencana dinding pada daerah yang dianggap kritis dan rawan longsor. g. Stabilitas lereng galian dalam (deep cut) atau lereng urugan yang tinggi (high embankment), minimal diperlukan 3 (tiga) titik bor pada titik kritis, sehingga dapat diperoleh potongan geologis yang baik untuk dianalisis, perlu diperlukan beberapa potongan geologis yang disesuaikan dengan kondisi geologi setempat.
h. Perencanaan Bendung atau bendungan, tempatkan titik-titik bor berjarak 60 m sepanjang daerah rencana pondasi, kemudian tambahkan titik-titik bor pada tempat yang kritis, seperti pada rencana spillway, pintu air, terowongan dan sebagainya, sehingga jarak titik bor menjadi 30 m. i. Rencana dermaga pelabuhan, jetty dan trestle, paling sedikit diperlukan 3 titik bor pada rencana jetty, satu titik bor pada rencana mooring dolphin, dan 2 titik bor yang berjarak 50 sampai 200 m pada rencana trestle. Meskipun sudah ada acuan tersebut diatas dan sumber-sumber yang lain, penentuan akhir letak dan jumlah titik boring dan sondir tergantung dari tenaga akhli geoteknik yang bersangkutan dan tergantung dari pengalaman yang apernah dilakukan. Hal yang terjadi adalah dibatasi oleh anggaran biaya yang tersedia.***
Pertanyaan sbb:
mustaqim | September 24, 2012 at 1:57 pm | Reply | Edit
pak saya dari palembang,yang ingin saya tanyakan perlukah ada penambahan cerucuk kayu gelam lagi,pada pondasi cakar ayam lb 1X1 M kedalaman 1,5 m,untuk rumah 2 lantai uk 3×6 m.bila didapat nilai qc sondir=43kg/cm2.tks.
Jawaban:
Dari Pengalaman saya qc > 25 kg/cm2 susah sangat sulit ditembus oleh cerucuk-cerucuk kaya, bukannya tanah yang ditembus, tetapi kepala cerusuk yang pecah. Jelas, tidak perlu lagi cerucuk kayu, karena qc > 20 kg/cm2 sudah cukup untuk Fondasi Foot Plate.