Rabu, 18 Mei 2016

SISTEM AC



Sistem AC (air Conditioning)  atau sering disebut juga Sistem Tata Udara merupakan salah satu hal yang penting sekarang ini, baik rumah, gedung perkantoran, mall, bandara dan lain sebagainya. 

Kenyamanan dalam suatu ruangan merupakan kebutuhan, terutama di Indonesia yang memiliki iklim tropis (panas). Karena itu system pendingin udara atau system tata udara telah  menjadi kebutuhan.

Diantara  fungsi dari sistem tata udara  adalah sebagai berikut:
      •  Mengatur suhu udara 
      • Mengatur sirkulasi udara 
      • Mengatur kelembaban (humidity) udara 
      • Mengatur  kebersihan udara
          Dengan demikian, secara umum sistem tata udara berfungsi mempertahankan kondisi udara baik suhu maupun kelembaban agar udara terasa lebih nyaman.


          Hal Hal Yang Harus di Perhatikan Dalam Perencanaan Sistem AC 

          Sebelum merencanakan atau memasang AC, maka perlu mempertimbangkan beberapa hal berikut agar AC tersebut bisa berfungsi maksimal dan efisien
          •  Fungsi ruang
          Penggunaan ruang berpengaruh terhadap suhu ruangan karena manusia yang mengisi suatu ruangan mengeluarkan kalori yang cukup tinggi.  Perbedaan fungsi ruangan dapat menentukan kapasitas suatu AC. Misal Kamar tidur yang hanya diisi dua orang akan  berbeda dengan ruang keluarga, yang frekwensi keluar masuk penghuninya cukup tinggi.  jadi semakin banyak pengguna maka kebutuhan daya AC yang dibutuhkan akan semakin besar pula.
          •  Ukuran Ruangan
          Ukuran ruangan menentukan berapa banyak BTU (british thermal unit) atau kecepatan pendinginan. BTU adalah kecepatan pendinginan untuk ruangan satu meter persegi dengan tinggi standar (umumnya tiga meter). Semakin besar suatu ruangan  akan semakin besar pula BTU yang dibutuhkan.
          •   Beban pendinginan
          Beban pendinginan  bisa berasal  dari dalam ruangan (internal heat gain) atau luar ruangan.

          Dari dalam ruangan misalnya dari jumlah penghuni / orang, dan penggunaan peralatan yang menimbulkan panas, seperti  lampu penerangan atau kulkas. Karena ada meberapa jenis lampu mengeluarkan panas yang tinggi, yang berarti juga harus memilih AC dengan daya yang lebih tinggi. 

          Selain dari dalam, beban pendinginan dari luar. Seperti cahaya matahari yang mengeluarkan energi panas melalui dinding, atap atau jendela.
          •  Banyaknya jendela kaca
          Penggunaan jendela kaca atau penggunaan blok kaca (glass block) sangat mempengaruhi penggunaan kapasitas AC yang diperlukan. Untuk ruangan yang menggunakan kaca sebanyak 70% atau lebih, sebaiknya gunakan kaca film yang dapat menahan sinar ultraviolet untuk mengurangi beban pendinginan.
          •  Penempatan AC
          Pemasangan unit indoor perlu memperhatikan arus angin (air flow) dari blower AC. Penentuan arus angin atau hembusan yang tepat membuat udara yang dikeluarkan lebih merata dan tidak hanya berkumpul di satu titik. 

          Selain itu, agar arus angin tidak mengenai pengguna secara langsung. Terpaan angin dingin secara terus menerus dapat berakibat buruk bagi kesehatan. Usahakan mengarahkan swing ke bagian atas kepala karena udara yang dikeluarkan AC mempunyai berat jenis yang lebih berat dari udara. 

          Penempatan kompresor  harus diletakkan di tempat dengan sirkulasi udara yang cukup, ada tempat untuk udara masuk dan udara keluar, dan terlindung dari hujan. Untuk AC ukuran 1 PK, jarak yang aman antara unit indoor dengan kompresor berkisar antara 5-7 meter. Jika memasang AC lebih dari satu, hindari peletakkan kompresor secara berhadapan dengan kompresor lain. Sebaiknya letakkan sejajar sehingga sirkulasi udara tidak terganggu. 


          Faktor yang Harus diperhatikan dalam Memilih AC

                Ada 3 faktor  yang harus diperhatikan dalam memilih AC yaitu:
          •  Daya pendinginan AC (BTU/h – British Thermal Unit per hour),  Satuan dari   pendinginan AC adalah BTU/h  ( British Thermal Unit per hour)
          • Daya listrik (watt),
          •  Daya Kompresor AC (PK atau HP atau daya kuda). Istilah PK atau HP atau daya kuda (Paard Kracht/Daya Kuda/Horse Power (HP) pada AC sebenarnya merupakan satuan daya pada kompresor AC bukan daya pendingin AC. Untuk daya pendingin AC satuannya BTU/hr.

          Jenis Sistem Pendingin

               Dalam proses pendinginan udara, system pendingin udara dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: mengunakan system direct cooling (system langsung), dan system tidak langsung (indirect cooling).
          •  Direct Cooling (Sistem Langsung). Dalam sistem ini udara didinginkan langsung oleh refrigerant dengan menggunakan mesin paket seperti window unit, atau tanpa ducting. 
          • Indirect cooling Sistem (system tidak langsung). Dalam system ini dipakai media air es / chilled water dengan temperature sekitar 5 . C’.  Model ini banyak dipakai dalam bangunan tinggi, disamping menghemat tempat juga biaya operasional lebih efisien. Dalam model ini diperlukan mesin pembuat air es / chilled yang dinamakan dengan Chiller. Dan air es didistribusikan melalui pipa menuju AHU (Air handling unit), sebagai pengolah sirkulasi udara.

          AC Sistem Pendingin Udara (refrigerant (Air Cooling System)

          Dalam system ini, menggunakan refrigerant sebagai media pendingin ruangan. Sistem ini merupakan system yang dipakai pada skala ruangan yang lebih kecil, seperti rumah, perkantoran sekala kecil, atau ruang-ruang control yang memerlukan perlakuan khusus dalam hal temepeartur/ suhu. Dan jenis yang umum digunakan. Jenis ini kurang cocok untuk pendinginan ruangan yang besar, karena disamping ruangan yang dibutuhkan sangat besar, terutama outdoor, juga dalam pengoperasiannya lebih mahal.
              Ada beberapa varian jenis Ac yang menggunakan refrigerant sebagai media pendingin, yaitu:
          •  AC Split Wall, AC ini merupakan AC yang dipegunakan di rumah-rumah. Umumnya berkapasitas rendah. AC ini terdiri dari 1 outddot dan 1 indoor.
          • AC Cassete
          • AC Split Duct
          • AC VRV, merupakan suatu AC yang mempunyai outdoor 1 buah, tetapi mempunyai indoor yang banyak (lebih sari 1)
          •  AC Presis, seperti halnya AC biasa AC presisi pada prinsipnya sama dengan  AC biasa, tetapi ia biasanya terdiri dari 2 buah aC yang dipasang berhadapan, dan bekerka secara sequencing (bergantian) , tergantung berapa jam ia di setel. AC presisi ini biasanya digunakan di bank-bank, untuk pendinginan mesin sortir atau data center

          AC Central Sistem Pendingin Air ( Water System)

          Termasuk system indirect cooling (pendinginan tidak langsung), dimana proses pendinginan menggunakan air sebagai media, yang diproses oleh AHU (air handling Unit) atau FCU. Sistem pendinginan melalui air sebagai media, digunakan pada gedung-gedung besar, seperti mall. Bandara atau perkantoran yang besar. Sistem ini dalam operasionalnya lebih efisien diibandingkan dengan menggunakan refrigerant secara langsung, tetapi investasi awal yang sangat mahal.

          Diantara perlatan utama dalam system ini adalah:
          • Chiller.
              Chiller merupkan mesin refrigerasi yang berfungsi untuk mendinginkan air pada sisi evaporatornya. Air dingin yang dihasilkan selanjutnya didistribusikan ke mesin penukar kalor ( AHU, FCU / Fan Coil Unit).
               Menurut jenis compressornya, chiller  ada 3 jenis: Reciprocating, Screw,  Centrifugal. Dan berdasar cara pendinginan condensornya, chiller ada 2 macam, yaitu: air cooler (pendinginan oleh angin), dan water cooler (pendinginannya oleh air).

          • AHU dan FCU.
          Adalah suatu mesin penukar kalor, dimana udara panas dari ruangan dihembuskan melewati coil pendingin didalam AHU sehingga menjadi udara dingin yang selanjutnya didistribusikan ke ruangan.

          • Cooling Tower( khusus untuk chiller jenis Water Cooler ).
          Adalah suatu mesin yang berfungsi untuk mendinginkan air yang dipakai pendinginan condenssor chiller dengan cara melewat air panas pada filamen didalam cooling tower yang dihembus oleh udara sekitar dengan blower yang suhunya lebih rendah.

          •  Pompa  Sirkulasi
          Ada dua jenis pompa sirkulasi, yaitu : 

          a.  Pompa sirkulasi air dingin ( Chilled Water Pump ). berfungsi mensirkulasikan air dingin dari Chiller ke Koil pendingin AHU / FCU
          b.  Pompa Sirkulasi air pendingin ( Condenser Water Pump). Pompa ini hanya untuk Chiller jenis Water Cooled dan berfungsi untuk mensirkulasikan air pendingin dari kondensor Chiller ke Tower dan seterusnya.

          ISTEM ELEKTRIKAL GEDUNG

               Ruang lingkup pekerjaan elektrikal dalam suatu gedung adalah menyangkut persediaan sarana distribusi  listrik tegangan rendah  dari panel utama tegangan rendah (LVMDP (Low Voltage Distribution Paanel) ke panel sub distribusi hingga  peralatan atau accesories.
               Dalam gedung yang lebih besar lagi, ruang lingkup elektrikal dari suatu gedung juga menyangkut pengubahan tegangan menengah PLN (20ribu volt) menjadi tegangan rendah.  Pada gedung ini tegangan listrik didistribusikan dari saluran tegangan menengah melalui trafo menjadi saluran tegangan rendah 3 fase R,S,T, dimana tegangan antar fase 380 volt, dan 220 pada jalur netral.
               
          1.         Sumber daya / tegangan

                Sumber daya utama / sumber tgangan listrik  dari gedung biasanya menggunakan sumber dari PLN. Disamping PLN,  maka gedung juga menyediakan sumber tegangan cadangan (emergency) jika terjadi pemadaman atau PLN mati, yaitu  dengan menyediakan Genset (Generator Set).   Genset biasanya dioperasikan jika ada gangguan atau pemadaman dari PLN, dan umumnya  telah diset sedemikian rupa sehingga ketika PLN mati maka dengan otomatis tegangan  disuplay dari genset, yang telah di set secara otomatis, dengan interval waktu hitungan detik.

          2.         Distribusi daya

               Tegangan yang dibutuhkan oleh gedung adalah tegangan rendah. Sedang (untuk daya yang lebih besar) tegangan yang masuk dari PLN adalah tegangan menengah (20ribu volt). Sehingga diperlukan peralatan pengubahan dari tegangan menengah ke tegangan rendah. Aliran tegangan menengah diubah menjadi tegangan rendah melalui trafo, yang kemudian didistribusikan melalui panel distribusi utama tegangan rendah atau  LVMDP (Low voltage distribution panel) . Dari panel tegangan rendah ini kemudian disitribusikan ke panel sub distribusi  (atau disebut jua dengan panel MDP (main distrubution paanel) atau ada juga yang menyebut panel SDP (sub distribution panel) dan seterusnya ke panel peralatan hingga outlet  pemakai (stop kontak, lampu dan lain-lain).
              
          a.         Panel
               Dalam sistem instalasi di gedung biasanya panel terdiri dari 2 macam, yaitu panel tegangan menengah yang biasanya di sebut dengan penel MV (medium Voltage) atau yang sering disebut juga dengan nama panel cubicle dan panel tegangan rendah (low voltage).

          a.1.Panel Tegangan Menengah (MV)
               Panel tegangan menengah (panel MV (Medium Voltage) atau sering disebut juga panel  cubicle ada yang disediaan oleh PLN, dan biasanya menjadi tanggung jawab PLN, yang disebut dengan cubicle PLN, yang menghubungkan  jaringan  tegangan menengah PLN dengan cubice gedung. Panel ini terdiri dari 3 macam, yaitu cubicle incoming, metering dan cubicle outgoing. Panel MV yang lainnya biasanya disebut dengan cubicle pelanggan, yang menghubungan dari panel MV (cubicle PLN) dengan Trafo.

          b.       Panel Genset
              Dalam suatu gedung untuk mengkover  sumber daya dari PLN jika mati, maka disediakan sumber daya lain dari Genset. Untuk memasuki didtribusi tegangan renndah ke gedung, maka daya dari genset kemudian dialirkan melauli panel Genset., yang secara otomatis akan menghidupan genset jika PLN mati.
                Panel Genset dilengkapi dengan  A.M.F - A.T.S , singkatan dari Automatic Main Failure - Automatic start and stop Genset. Fungsi Dari A.M.F(Automatic Main Failure) Adalah s ecara Automatic  Menghidupkan (Start) Genset ketika  suplai Listrik dari PLN Gagal / Padam. sedangkan Fungsi dari A.T.S (Automatic Transfer Switch) Adalah secara Automatic Membuka Suplay listrik dari genset dan menutup suplay listrik dari PLN dan sebaliknya membuka  suplay listrik dari PLN dan Menutup suplay listrik dari genset secara Automatic ketika Suplay  listrik dari PLN kembali.

          b.1, Panel  Sinkron
              Jika sumber daya emergency lebih dari 1 genset (misal 2 genset), maka perlu kedua genset itu perlu disinkronan supaya saling memperkuat, dan tida saling memperlemah.
                Synchrounizing adalah suatu proses penggabungan dua atau lebih sumber  listrik untuk memperoleh suatu sumber listrik yang lebih besar. Synchroun dapat dilakukan antara Genset dengan Genset atau Genset dengan PLN ketika 2 atau lebih generator sets running bersama untuk  mensupplay sebuah system kelistrikan, Genset tersebut harus disinchronkan secara manual atau automatic sehingga  mempunyai phase, voltage dan  frekwensi yang sama.
               Jadi panel sinkron berfungsi untuk mensinronkan 2  buah sumber listrik atau lebih (2 genset atau lebih) sehingga mempunyai phase, voltage dan frekwensi yang sama, sehingga memperoleh suatu sumber listrik yang besar.
               Karena tegangan yang dihasilan oleh genset merupakan tegangan rendah, maka outgoing dari panel sinkron kemudian dialirkan ke panel LVMDP.

          c.          Panel Tegangan Rendah
           Panel tegangan rendah terdiri dari panel utama yang disebut dengan LVMDP (Low voltage distribution panel), sub panel dan kemudian ke panel-panel PP, Panel AC dan lain-lain.

           c.1. Panel LVMDP
                Fungsi dari low Voltage main distribution panel (LVMDP) adalah sebagai panel penerima daya/power dari transformer (trafo) dan mendistribusikan power tersebut lebih lanjut ke panel Low voltage sub distribution (LVSDP), Menggunakan Air Circuit Breaker atau moulded case Circuit Breakers, panel sub distribusi akan mendistribusikan power tersebut ke peralatan electrical sedangkan fungsi Low voltage sub distribution (LVSDP) adalah mendistribusikan power tersebut ke peralatan electrical

          SISTEM PEMADAM KEBAKARAN (FIRE FIGHTING SYSTEM)



          Sistem pemadam kebakaran  atau sistem fire fighting disediakan di gedung sebagai preventif (pencegah) terjadinya kebakaran. Sistem ini terdiri dari sistem sprinkler, sistem hidran dan Fire Extinguisher. Dan pada tempat-tempat tertentu digunakan juga sistem fire gas.Tetapi pada umumnya sistem yang digunakan terdiri dari: sistem sprinkler, hidran dan fire extinguisher.
                Ada 3 pompa yang digunakan dalam sistem sprinkler dan Hydran, yaitu elektrik pump, diesel pump dan jockey pump. Jockey pump berfungsi untuk menstabilkan tekanan di instalasi, dan secara otomatis akan bekerja apabila ada penurunan tekanan. Dan jika ada head sprinkler yang pecah atau hydran digunakan, maka yang bekerja secara otomatis pompa elektrik bekerja, dan secara otomatis pula jockey pump akan berhenti bekerja. Pompa elektrik pump (atau elektrik pump) merupakan pompa utama yang bekerja bila head sprinkler atau hydran digunakan. Sedang pompa diesel merupakan pompa cadangan, jika pompa elektrik gagal bekerja selama 10 detik, maka secara otomatis pompa ini akan bekerja.

          1.  Fire Fighting Sistem Sprinkler

               Sistem ini menggunakan instalasi pipa sprinkler bertekanan  dan head sprikler sebagai alat utama untuk memadamkan kebakaran.
               Sistem  ada 2 macam, yaitu:
          a. Wet Riser System: Seluruh instalasi pipa sprinkler berisikan air bertekanan  dengan tekanan air selalu dijaga pada tekanan yang relatif tetap.
          b. Dry riser system : Seluruh instalasi pipa sprinkler tidak berisi air bertekanan, peralatan penyedia air akan mengalirkan air secara otomatis jika instalasi  fire alar memerintahkannya.
                Pada umumnya gedung bertingkat tinggi menggunakan sistem wet  riser, seluruh pipa sprinkler berisikan air bertekanan, dengan tekanan air selalu dijaga pada tekanan yang relatif tetap.
                Apabila tekanan dalam pompa menurun, maka secara otomatis jockey pump akan bekerja untuk menstabilkan tekanan air didalam pipa. Jika tekanan terus menurun atau ada glass bulb head sprinkler yang pecah maka pompa elektrik  akan bekerja dan secara otomatis pompa jockey akan berhenti. Dan apabila pompa elektrik gagal bekerja setelah 10 detik, maka pompa cadangan diesel secara otomatis akan bekerja.

          2.   Fire Fighting Sistem Hydran

              Sistem ini menggunakan instalasi hydran sebagai alat utama pemadam kebakaran, yang terdiri dari box hydran dan accesories, pilar hydran dan siemese. Box Hydran dan accesories instalasinya (selang (hose), nozzle) (atau disebut juga dengan Fire House cabinet (FHC)) biasanya ditempatkan dalam gedung, sebagai antisipasi jika sistem sprinkler dan sistem fire extinguisher kewalahan mengatasi kebakaran di dalam gedung. Sedang Pilar hydran (yang dilengkapi juga dengan box hydran disampingnya, untuk menyimpan selang (hose) dan nozzle) biasanya ditempatkan di area luar (jalan) disekitar gedung, digunakan jika sistem kebakaran di dalam gedung tidak memadai lagi. Dan Siemese berfungsi untuk mengisi air ground tank  (sumber air hydran) tidak memadai lagi atau  habis. Siemese ditempatkan di dekat di dekat jalan utama. Hal ini untuk memudahkan dalam pengisian air.
                 System Hydran ini juga terdiri dari 2 system, yaitu:
          a. wet riser system:  Seluruh instalasi pipa hydran berisikan air bertekanan dengan tekanan yang selalu dijaga pada tekanan yang relatif tetap.
          b.  Dry Riser System: seluruh instalasi pipa hydran tidak berisikan air bertekanan, peralatan penyedia air akan secara otomatis jika katup selang kebakaran di buka.
                  Seperti halnya sistem sprinkler, jika ada tekanan dalam pipa instalasi menurun, maka pompa jockey akan bekerja. Dan jika instalasi hydran dibuka maka secara otomatis pompa elektrik akan bekerja, dan jockey pump secara otomatis akan berhenti. Dan jika pompa elektrik gagal bekerja secara otomatis, maka pompa diesel akan bekerja.



          Gbr..Box Hydran & Fire Extinguisher (APAR)

          3.       Fire Fighting fire Extinguisher
            
              Fire extinguisher atau lebih dikenal dengan nama APAR (Alat Pemadam Api Ringan) merupakan alat pemadam api yang pemakaiannya dilakukan secara manual  dan langsung diarahka  pada posisi dimana api berada.
               Apar biasanya ditempatkan di tempat-tempat strategis yang dissuaikan dengan peraturan Dinas Pemadam Kebakaran.
               Terdapat beberapa jenis Apar yang digunakan, yaitu:
          ·    Apar Type A: Murtipupuse Dry Chemical Powder 3,5 Kg
          ·    Apar Type B: Gas Co2 6,8 kg
          ·    Apar type C : Gas Co2 10 kg
          ·    Apar type D : Multipupuse Dry Chemical Powder 25 kg (dilengkapi dengan Trolley)

          4.       Fire Fighting Sistem Gas

          Sistem fire gas biasanya digunakan untuk ruangan tertentu, seperti: ruang Genset, ruang panel dan ruangan eletronik (ruang central komputer: ruang hub dan server, IT, Comunication dan lain-lain).
           Sistem iyang digunakan biasanya sistem fire gas terpusat, dimana tabung-tabung gas (foam, halon, FM 100, Co2 dan lain-lain), ditempatkan secara terpusat dan pendistribusiannya ke dalam ruangan dilewatkan melalui motorized valve / actuator, instalasi pemipaan dan nozzle.
            Cara kerja sistem ini berdasarkan perintah dari system fire alarm.



          Jenis-jenis VALVE





          Valve (Katup) adalah sebuah perangkat yang mengatur, mengarahkan atau mengontrol aliran dari suatu cairan (gas, cairan, padatan terfluidisasi) dengan membuka, menutup, atau menutup sebagian dari jalan alirannya.


          Valve (katup) dalam kehidupan sehari-hari, paling nyata adalah pada pipa air, seperti keran untuk air. Contoh akrab lainnya termasuk katup kontrol gas di kompor, katup kecil yang dipasang di kamar mandi dan masih banyak lagi.

          Katup memainkan peran penting dalam aplikasi industri mulai dari transportasi air minum juga untuk mengontrol pengapian di mesin roket.

          Valve (Katup) dapat dioperasikan secara manual, baik oleh pegangan , tuas pedal dan lain-lain. Selain dapat dioperasikan secara manual katup juga dapat dioperasikan secara otomatis dengan menggunakan prinsip perubahan aliran tekanan, suhu dll. Perubahan2 ini dapat mempengaruhi diafragma, pegas atau piston yang pada gilirannya mengaktifkan katup secara otomatis.

          Macam – macam Valve (katup) yang sering digunakan adalah sebagai berikut :

          1.    GATE VALVE

           

          Gate valve adalah jenis katup yang digunakan untuk membuka aliran dengan cara mengangkat gerbang penutup nya yang berbentuk bulat atau persegi panjang.
          Gate Valve adalah jenis valve yang paling sering dipakai dalam sistem perpipaan. Yang fungsinya untuk membuka dan menutup aliran.
          Gate valve tidak untuk mengatur besar kecil laju suatu aliran fluida dengan cara membuka setengah atau seperempat posisinya, Jadi posisi gate pada valve ini harus benar benar terbuka (fully open) atau benar-benar tertutup (fully close). Jika posisi gate setengah terbuka maka akan terjadi turbulensi pada aliran tersebut dan turbulensi ini akan menyebabkan :

          a)      Akan terjadi pengikisan sudut-sudut gate.
          laju aliran fluida yg turbulensi ini dapat mengikis sudut-sudut gate yang dapat menyebabkan erosi dan pada akhirnya valve tidak dapat bekerja secara sempurna.

          b)      Terjadi perubahan pada posisi dudukan gerbang penutupnya.
          Gerbang penutup akan terjadi pengayunan terhadap posisi dudukan (seat), sehingga lama kelamaan posisi nya akan berubah terhadap dudukan (seat) sehingga apabila valve menutup maka gerbang penutupnya tidak akan berada pada posisi yang tepat, sehingga bisa menyebabkan passing.

          Ada 3 jenis gate valve:

          1.  Rising Stem Gate Valve;
          jika dioperasikan handwheel naik dan stem juga naik

          1. Body
          2. Bonnet
          3. Seat(s)
          4. Disk
          5. Stem
          6. Back seat
          7. Packing
          8. Gland
          9. Gland follower
          10. Yoke
          11. Stem nut
          12. Handwheel

          2.  Non Rising Stem Gate Valve;
          jika di opersikan handwheel tetap dan stem juga tetap.


          3. Outside Screw & Yoke Gate Valve;

          jika di operasikan handwheel tetap tapi stemnya naik.
          Rising Stem & Non Rising Stem digunakan untuk tekanan yang tidak terlalu tinggi, dan tidak cocok untuk getaran. Outside Screw & Yoke Gate Valve amat cocok digunakan untuk high pressure. Biasanya OS & Y banyak di gunakan di lapangan minyak, medan yang tinggi, temperature tinggi. Karena pada OS & Y stem naik atau turun bisa dijadikan sebagai penanda. Contoh, apabila stem tinggi itu menandakan posisi valve sedang buka penuh. Pada dasarnya body & bonet pada gate terbuat dari bahan yang sama.
          Keuntungan menggunakan Gate Valve :
          1. Low pressure drop waktu buka penuh
          2. Amat ketat dan cukup bagus waktu penutupan penuh
          3. Bebas kontaminasi
          4. Sebagai Gerbang penutupan penuh, sehingga tidak ada tekanan lagi. Cocok apabila akan melakukan service / perbaikan pada pipa
          Kerugian menggunakan Gate Valve :
          1. Tidak cocok di pakai untuk separuh buka, karena akan menimbulkan turbulensi sehingga bisa mengakibatkan erosi dan perubahan posisi gate pada dudukan
          2. Untuk membuka dan menutup valve perlu waktu yang panjang dan memerlukan torsi / torque yang tinggi;
          3. Untuk ukuran 10 “ keatas tidak cocok dipakai untuk steam.
          2.  Globe Valve
          Globe Valve adalah jenis Valve yang digunakan untuk mengatur laju aliran fluida dalam pipa.
          Prinsip dasar dari operasi Globe Valve adalah gerakan tegak lurus disk dari dudukannya. Hal ini memastikan bahwa ruang berbentuk cincin antara disk dan cincin kursi bertahap sedekat Valve ditutup.
          Ada tiga jenis desain utama bentuk tubuh Globe Valve, yaitu: Z-body, Y-body dan Angle- body :
          • Z-Body desain adalah tipe yang paling umum yang sering dipakai, dengan diafragma berbentuk Z. Posisi dudukan disk  horizontal dan pergerakan batang disk tegak lurus terhadap sumbu pipa atau dudukan disk. Bentuknya yang simetris memudahkan dalam pembuatan, instalasi maupun perbaikannya.
          • Y-Body desain adalah sebuah alternatif untuk high pressure drop. Posisi dudukan disk  dan batang (stem) ber sudut 45˚ dari arah aliran fluidanya. Jenis ini sangat cocok untuk tekanan tinggi
          • Angle-Body desain adalah modifikasi dasar dari Z-Valve. Jenis ini digunakan untuk mentransfer aliran dari vertikal ke horizontal.

          Macam-macam bentuk  Disc/plug dari Globe Valve :
          a. Type Plug Disk
          b. Tipe Regulating disk
          c. Tipe flat disk
          d. Tipe soft seat disk
          e. Tipe guide disk

          Keuntungan menggunakan Globe valve  adalah :
          • Kemampuan dalam menutup baik.
          • kemampuan throttling (mengatur laju aliran) Cukup baik.
          Kelemahan utama penggunaan Globe  Valve adalah:
          • Penurunan tekanan lebih tinggi dibandingkan dengan Gate Valve
          • Valve ukuran besar membutuhkan daya yang cukup atau aktuator yang lebih besar untuk beroperasi
          3. BALL VALVE

          Ball Valve adalah sebuah Valve atau katup dengan pengontrol aliran berbentuk disc bulat (seperti bola/belahan). Bola itu memiliki lubang, yang berada di tengah sehingga ketika lubang tersebut segaris lurus atau sejalan dengan kedua ujung Valve / katup, maka aliran akan terjadi.
          Tetapi ketika katup tertutup, posisi lubang berada tegak lurus terhadap ujung katup, maka aliran akan terhalang atau tertutup.
          Ball valve banyak digunakan  karena kemudahannya dalam  perbaikan dan kemampuan untuk menahan tekanan dan suhu tinggi. Tergantung dari material apa mereka terbuat, Bal Valve dapat menahan tekanan hingga 10.000 Psi dan dengan temperature sekitar 200 derajat Celcius.
          Ball Valve digunakan secara luas dalam aplikasi industri karena mereka sangat serbaguna, dapat menahan tekanan hingga 1000 barr dan suhu hingga 482 ° F (250 ° C). Ukurannya biasanya berkisar 0,2-11,81 inci (0,5 cm sampai 30 cm).
          Ball Valve dapat terbuat dari logam , plastik atau pun dari bahan keramik. Bolanya sering dilapisi chrome untuk membuatnya lebih tahan lama.

          Ada 2 tipe Ball Valve yaitu :

          a.Full bore ball valve

          Full bore ball valve adalah tipe ball valve dengan diameter lubang bolanya sama dengan diameter pipa. Jenis full bore ball valves biasanya digunakan pada  blow down, piggable line, production manifold, pipeline dll.

          b. Reduced bore ball valves

          Reduced bore ball valves adalah jenis ball valve yang diameter lubang bolanya tidak seukuran dengan ukuran pipa. Minimum diameter bola katup yang berkurang adalah  satu ukuran lebih rendah dari ukuran diameter pipa  sebenarnya. Misalnya ukuran diameter  pipa 4 inci dan diameter bola valve adalah 3 inchi.

          4.   Butterfly Valve

          Butterfly Valve adalah valve yang dapat digunakan untuk mengisolasi atau mengatur aliran.  Mekanisme penutupan mengambil bentuk sebuah disk . system pengoperasiannya mirip dengan ball valve, yang memungkinkan cepat untuk menutup. Butterfly Valve umumnya disukai karena harganya lebih murah di banding valve jenis lainnya. desain valvenya lebih ringan dalam berat dibanding jenis-jenis valve yang lain. Biaya pemeliharaan biasanya pun lebih rendah karena  jumlah bagian yang bergerak minim.
          Sebuah butterfly valve, diilustrasikan pada Gambar di bawah ini, adalahgerakan berputar valve yang digunakan untuk berhenti, mengatur, dan mulai aliran fluida. Butterfly Valve mudah dan cepat untuk dioperasikan karena rotasi 90o yang digerakkan oleh handwheel dengan menggerakkan disk dari tertutup penuh ke posisi terbuka penuh.


          Butterfly Valve sangat cocok untuk penanganan arus besar cairan atau gas pada tekanan yang relatif rendah dan untuk penanganan slurries atau cairan padatan tersuspensi dengan jumlah besar.

          5.  Check Valve
          Check valve adalah alat yang digunakan untuk membuat aliran fluida hanya mengalir ke satu arah saja atau agar tidak terjadi reversed flow/back flow.
          Aplikasi valve jenis ini dapat dijumpai pada outlet/discharge dari centrifugal pump.
          Ketika laju aliran fluida sesuai dengan arahnya, laju aliran tersebut akanmembuat  plug atau disk membuka. Jika ada tekanan yang datang dari arahberlawanan, maka plug atau disk tersebut akan menutup.

          Jenis-jenis check valve :

          a. Swing Check Valve

          check valve tipe ini terdiri atas sebuah disk seukuran dengan pipa yang digunakan, dan dirancang menggantung pada poros (hinge pin) di bagian atasnya. Apabila terjadi aliran maju atau foward flow, maka disk akan terdorog oleh tekanan sehingga terbuka dan fluda dapat mengalir menuju saluran outlet. Sedangkan apabila terjadi aliran balik atau reverse flow, tekanan fluida akan mendorong disk menutup rapat sehingga tidak ada fluida yang mengalir. Semakin tinggi tekanan balik semakin rapat disk terpasang pada dudukannya.

          b. Lift Check Valve
          Penggunaan untuk fluida steam, gas, maupun liquid yang mempunyai flow yang tinggi.
          dalam konfigurasinya mirip dengan globe valve hanya saja pada globe valve putaran disk atau valve dapat dimanipulasi sedangkan pada lift check valve tidak (karena globe valve adalah jenis valve putar dan control valve).

          Port inlet dan outlet dipisahkan oleh sebuah plug berbentuk kerucut yang terletak pada sebuah dudukan, umumnya berbahan logam. Ketika terjadi foward flow, plug akan terdorong oleh tekanan cairan sehingga lepas dari dudukannya dan fluida akan mengalir ke saluran outlet. Sedangkan apabila terjadi reverse flow, tekanan fluda justru akan menempatkan plug pada dudukannya, semakin besar tekanan semakin rapat pula posisi plug pada dudukannya, sehingga fluida tidak dapat mengalir.

          bahan dari dudukan plug adalah logam, hal ini mempertimbangkan tingkat kebocoran yang sangat sedikit dari check valve tersebut. Umumnya lift check valve digunakan untuk aplikasi fluida gas karena tingkat kebocoran yang kecil. Penggunaan check valve tipe lift ini di industri adalah untuk mencegah aliran balik condensate ke steam trap yang dapat menyebabkan terjadinya korosi pada turbin uap. Keuntungan menggunakan lift check valve adalah terletak pada kesederhanaan desain dan membutuhkan sedikit pemeliharaan. Kelemahannya adalah instalasi dari check valve jenis lift hanya cocok untuk pipa horisontal dengan diameter yang besar.

          c. Back water check valve
          Back water valve, banyak digunakan pada sistem pembuangan air bawah tanah yang mencegah terjadinya aliran balik dari saluran pembuangan saat terjadi banjir. Saat banjir saluran pembuangan akan penuh dan bertekanan tinggi sehingga memungkinkan terjadinya aliran balik, dengan menggunakan back water valve, hal ini dapat diatasi dengan baik.

          d. Swing Type Wafer Check Valve

          Dalam penggunaan swing check valve dan lift check valve terbatasi hanya untuk pipa ukuran besar (diameter DN80 atau lebih). jadi  sebagai solusinya adalah dengan menggunakan wafer check valve. Dengan menggunakan wafer ceck valve dapat digunakan tubing dengan ukuran yang mengerucut pada satu sisinya sehingga dapat diaplikasikan pada pipa yang lebih kecil ukurannya.

          e.  Disk Check valve
          valve jenis ini terdiri atas body, spring, spring retainer dan disc. Prinsip kerjanya adalah saat terjadi foward flow, maka disk akan didorong oleh tekanan fluida dan mendorong spring sehingga ada celah yang menyebabkan aliran fluida dari inlet menuju outlet. Sebaliknya apabila terjadi reverse flow, tekanan fluida akan mendorong disk sehingga menutup aliran fluida
          perbedaan tekanan diperlukan untuk membuka dan menutup valve jenis ini dan ini ditentukan oleh jenis spring yang digunakan. Selain spring standar, tersedia juga beberapa pilihan spring  yang tersedia:
          • No spring - Digunakan di mana perbedaan tekanan di valve kecil.
          • Nimonic spring - Digunakan dalam aplikasi suhu tinggi.
          • Heavy duty spring - Hal ini meningkatkan tekanan pembukaan yang diperlukan. Bila dipasang pada line boiler water feed, dapat digunakan untuk mencegah uap boiler dari kebanjiran ketika mereka unpressurised.
          f. Split disc check valve
          check valve jenis ini adalah terdiri dari disk yang bagian tengahnya merupakan poros yang memungkinkan disk bergerak seolah terbagi dua bila didorong dari arah yang benar (foward flow) dan menutup rapat bila ditekan dari arah yang salah (reverse flow).

          6. Safety Valve

          Safety valve  adalah jenis valve  yang mekanismenya  secara otomatis melepaskan zat dari boiler, Bejana tekan, atau suatu sistem, ketika tekanan atau temperatur melebihi batas yang telah ditetapkan.
          Katup pengaman pertama kali digunakan pada ketel uap selama Revolusi industri .
          Cara kerja Pressure Safety Valve :
          Pressure savety valve mempunyai tiga bagian utama yaitu inlet, outlet dan spring set. Fluida bertekanan berada pada inlet PSV. PSV posisi menutup selama tekanan fluida lebih kecil dibandingkan tekanan spring pada spring set. Sebaliknya jika tekanan fluida lebih tinggi dibandingkan tekanan spring set maka springset akan bergerak naik dan membuka katup yang akan membuang tekanan melalui outlet sampai tekanan fluida maksimal sama dengan tekanan spring set


          SUMBER :  eryhartoyo



              

          0 Komentar :

          Poskan Komentar