Senin, 08 Februari 2016

Sloof dan Fungsinya

Kirun Wae | 12/04/2013 | 0 komentar
masterpoker88
BetAnda
http://www.mediaproyek.com/

Setelah tahapan pekerjaan pondasi, biasanya kita lanjutkan pekerjaan sloof. Apa itu sloof? Apa juga fungsi dari sloof? Mari kita bahas bersama.

Sloof adalah beton bertulang yang diletakkan secara horizontal di atas pondasi. Sloof biasanya terbuat dari konstruksi beton bertulang. Namun berdasarkan konstruksinya ada beberapa macam sloof, antara lain :
  1. Konstruksi Sloof dari Kayu. Pada konstruksi rumah panggung dengan pondasi tiang kayu (misalnya di atas pondasi setempat), sloof dapat dibentuk sebagai balok pengapit. Jika sloof dari kayu terletak di atas pondasi lajur dari batu atau beton, maka dipilih balok tunggal.
  2. Konstruksi Sloof dari Batu Bata. Rolag dibuat dari susunan batu bata yang dipasang secara melintang dan yang diikat dengan adukan pasangan ((1 bagian portland semen : 4 bagian pasir). Konstruksi rolag tidak memenuhi syarat untuk membagi beban.
  3. Konstruksi Sloof dari Beton Bertulang. Konstruksi sloof ini dapat digunakan di atas pondasi batu kali apabila pondasi tersebut dimaksudkan untuk bangunan tidak bertingkat dengan perlengkapan kolom praktis pada jarak dinding kurang lebih 3 m. Ukuran lebar / tinggi sloof beton bertulang adalah >15 / 20 cm. Konstruksi sloof dari beton bertulang juga dapat dimanfaatkan sebagai balok pengikat pada pondasi tiang.

Adapun fungsi sloof adalah sebagai berikut :
  1. Sebagai pengikat kolom.
  2. Meratakan gaya beban dinding ke pondasi.
  3. Menahan gaya beban dinding.
  4. Sebagai balok penahan gaya reaksi tanah yang disalurkan dari pondasi lajur.

Pengaruh Air Terhadap Kualitas Beton

Kirun Wae | 2/26/2014 | 0 komentar
masterpoker88
BetAnda
http://www.mediaproyek.com/

Kualitas air sangat mempengaruhi kekuatan beton. Kualitas air erat kaitannya dengan bahan-bahan yang terkandung dalam air tersebut. Air diusahakan agar tidak membuat rongga pada beton, tidak membuat retak pada beton dan tidak membuat korosi pada tulangan yang mengakibatkan beton menjadi rapuh.

Pada pengecoran beton pembuatan rumah sederhana atau tidak bertingkat, kebanyakan tukang mengira, semakin encer beton, semakin bagus karena permukaan yang dihasilkan semakin mulus, tanpa ada rongga, padahal, dengan kelebihan air, mutu beton akan anjlok sangat jauh. ini disebabkan faktor air semen yang tinggi dalam beton menyebabkan banyak rongga setelah airnya mengering.

Banyak hal-hal lain yang bisa berdampak karena pemakaian air, berikut ini uraiannya :
  1. Air tidak mengandung lumpur lebih dari 2 gram/liter karena dapat mengurangi daya lekat atau bisa juga mengembang (pada saat pengecoran karena bercampur dengan air) dan menyusut (pada saat beton mengeras karena air yang terserap lumpur menjadi berkurang).
  2. Air tidak mengandung garam lebih dari 15 gram karena resiko terhadap korosi semakin besar.
  3. Air tidak mengandung khlorida lebih dari 0,5 gram/liter karena bisa menyebabkan korosi pada tulangan.
  4. Air tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram/liter karena dapat menurunkan mutu beton sehingga akan rapuh dan lemah.
  5. Air tidak mengandung minyak lebih dari 2 % dari berat semen karena akan mengurangi kuat tekan beton sebesar 20 %.
  6. Air tidak mengandung gula lebih dari 2 % dari berat semen karena akan mengurangi kuat tekan beton pada umur 28 hari.
  7. Air tidak mengandung bahan organik seperti rumput/lumut yang terkadang terbawa air Karena akan mengakibatkan berkurangnya daya lekat dan menimbulkan rongga pada beton.

Air yang dapat digunakan dalam proses pencampuran beton menurut SK SNI 03-2847-2002 adalah sebagai berikut :
  1. Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari bahan-bahan merusak yang mengandung oli, asam, alkali, garam, bahan organik, atau bahan-bahan lainnya yang merugikan terhadap beton atau tulangan.
  2. Air pencampur yang digunakan pada beton prategang atau pada beton yang didalamnya tertanam logam aluminium, termasuk air bebas yang terkandung dalam agregat, tidak boleh mengandung ion klorida dalam jumlah yang membahayakan.
  3. Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton, kecuali Pemilihan proporsi campuran beton harus didasarkan pada campuran beton yang menggunakan air dari sumber yang sama dan hasil pengujian pada umur 7 dan 28 hari pada kubus uji mortar yang dibuat dari adukan dengan air yang tidak dapat diminum harus mempunyai kekuatan sekurang-kurangnya sama dengan 90% dari kekuatan benda uji yang dibuat dengan air yang dapat diminum. Perbandingan uji kekuatan tersebut harus dilakukan pada adukan serupa, terkecuali pada air pencampur, yang dibuat dan diuji sesuai dengan “Metode uji kuat tekan untuk mortar semen hidrolis (Menggunakan spesimen kubus dengan ukuran sisi 50 mm)” (ASTM C 109 ).

Apa Itu Dowel?

Kirun Wae | 3/30/2014 | 0 komentar
masterpoker88
BetAnda
http://www.mediaproyek.com/

Pada proyek jalan khususnya jenis perkerasan beton, biasanya kita melihat material penghubung seperti pada gambar di atas. Apa yang dimaksud gambar di atas? Material penghubung seperti gambar di atas adalah dinamakan dowel.

Dowel adalah material penghubung antara 2 (dua) komponen struktur. Dowel berupa batang baja polos maupun profil, yang digunakan sebagai sarana penyambung / pengikat pada perkerasan jalan tipe rigid pavement.

Adapun yang dimaksud Rigid Pavement atau perkerasan kaku merupakan suatu konstuksi perkerasan dimana sebagai lapisan atas dipergunakan pelat beton yang terletak di atas pondasi atau langsung diatas tanah dasar pondasi atau langsung diatas dasar subgrade.

Secara singkat, jenis sambungan pada Rigid Pavement terdiri dari :
  1. Sambungan Susut, dibuat untuk mengalihkan tegangan tarik akibat suhu, kelembaban, gesekan sehingga akan mencegah retak. Jika sambungan susut tidak dipasang, maka akan terjadi retak acak pada permukaan beton.
  2. Sambungan muai, fungsi utamanya untuk menyiapkan ruang muai pada perkerasan, sehingga mencegah terjadinya tegangan tekan yang akan menyebabkan perkerasan tertekuk.
  3. Sambungan konstruksi (pelaksanaan), diperlukan untuk kebutuhan konstruksi (berhenti dan mulai pengecoran). Jarak antar sambungan memanjang disesuaikan dengan lebar alat atau mesin penghampar (paving machine) dan oleh tebal perkerasan.
  4. Sambungan engsel, diperlukan pada perkerasan dengan pelat perkerasan cukup lebar (>7 m). Sambungan ini berupa sambungan kearah memanjang yang berfungsi sebagai panahan gaya lenting (warping).

Untuk fungsi dari dowel adalah sebagai berikut :
  1. Sebagai penyalur beban pada sambungan yang dipasang dengan separuh panjang terikat dan separuh panjang dilumasi atau dicat untuk memberi kebebasan bergeser.
  2. Untuk menguatkan konstruksi badan jalan.
  3. Untuk menghambat retakan yang terjadi di salah satu segmen agar tidak menjalar atau menerobos ke segmen selanjutnya.

Batang dowel secara manual dimasukkan ke dalam sendi konstruksi (construction joint) pada tahap akhir pekerjaan. Sendi konstruksi (construction joint) harus direncanakan sedemikian rupa untuk dapat mengurangi sendi tambahan.

Agar dapat mencegah korosi, batang dowel yang baik dilapisi dengan stainless steel atau epoxy. batang dowel biasanya dimasukkan pada pertengahan slab mendalam dan dilapisi dengan zat yang mencegah dowel ini melekat ke PCC (pre-stressed cement concrete).

Demikian sedikit ulasan tentang apa itu dowel pada konstruksi perkerasan jalan beton. Semoga bermanfaat.

Pengertian Pile Cap dan Fungsinya

Kirun Wae | 10/30/2013 | 0 komentar
masterpoker88
BetAnda

Pada kesempatan yang lalu telah kita bahas tentang Pengertian Tie Biem dan Fungsinya. Pada kesempatan kali ini akan kami bahas tentang Pengertian Pile Cap. Pile cap merupakan suatu cara untuk mengikat pondasi sebelum didirikan kolom di bagian atasnya. Pile cap tersusun atas tulangan baja berdiameter 16mm, 19mm dan 25mm yang membentuk suatu bidang dengan ketebalan 50 mm dan lebar yang berbeda-beda tergantung dari jumlah tiang yang tertanam.

Fungsi dari pile cap adalah untuk menerima beban dari kolom yang kemudian akan terus disebarkan ke tiang pancang dimana masing-masing pile menerima 1/N dari beban oleh kolom dan harus ≤ daya dukung yang diijinkan (Y ton) (N= jumlah kelompok pile). Jadi beban maksimum yang bisa diterima oleh pile cap dari suatu kolom adalah sebesar N x (Y ton).

Pile cap ini bertujuan agar lokasi kolom benar-benar berada dititik pusat pondasi sehingga tidak menyebabkan eksentrisitas yang dapat menyebabkan beban tambahan pada pondasi. Selain itu, seperti halnya kepala kolom, pile cap juga berfungsi untuk menahan gaya geser dari pembebanan yang ada. Bentuk dari pile cap juga bervariasi dengan bentuk segitiga dan persegi panjang. Jumlah kolom yang diikat pada tiap pile cap pun berbeda tergantung kebutuhan atas beban yang akan diterimanya. Terdapat pile cap dengan pondasi tunggal, ada yang mengikat 2 dan 4 buah pondasi yang diikat menjadi satu.

Untuk langkah kerja pelaksanaan pile cap adalah sebagai berikut :
  1. Setelah galian tanah mencapai elevasi yang ditentukan, maka tiang pile atau pancang dipotong dan dan dilebihkan besi stek untuk pengikatan struktural dan disisakan beton setinggi 7,5 cm untuk selimut beton.
  2. Pembuatan lantai kerja setebal 5 cm.
  3. Meletakkan pembesian pile cap yang telah dipabrikasi.
  4. Memasang bekisting untuk memberi bentuk pile cap dan memisahkan beton dengan tanah.
  5. Merangkai dengan pembesian tie biem dan slab agar menjadi satu kesatuan.
  6. Pengecoran yang dilakukan bersamaan antara tie biem dengan pile cap.

Demikian sedikit ulasan tentang pile cap. Semoga bermanfaat. Terima kasih..

PEMISAHAN BANGUNAN (DILATASI)

Pengertian Dilatasi
Pengertian dilatasi adalah sebuah sambungan atau pemisahan pada bangunan karena sesuatu hal memiliki sistim struktur berbeda. Hal ini dilakukan agar pada saat terjadinya beban (gaya vertikal dan horizontal, seperti pergeseran tanah atau gempa bumi) pada bangunan tidak menimbulkan keretakan atau putusnya sistim struktur bangunan tersebut.
Beberapa cara dilatasi yang dapat dilakukan pada bangunan dengan karakteristik berikut :
 
This entry was posted in Materi Kuliah. Bookmark the permalink.

PARAMETER STRUKTUR

Pola berfikir dalam merancang struktur perlu mempertimbangkan beberapa aspek secara 3 (tiga) dimensional, seperti :
  1. Struktur yang benar, memenuhi kriteria parameter struktur
  2. Pemenuhan fungsi dan nilai estetis
  3. Memenuhi nilai ekonomis (efisiensi)
Agar struktur dapat berdiri atau berfungsi pada bangunan secara benar harus memenuhi beberapa kriteria parameter struktur, antara laian :
  1. Keseimbangan
  2. Kestabilan
  3. Kekuatan
Keseimbangan adalah perilaku gerak yang terjadi pada bangunan akibat bekerjanya beban vertikal dan horizontal pada bangunan.
Keseimbangan Vertikal :
  • Massa Bangunan > 
  • Elemen Struktur > 
Keseimbangan Horizontal :
  • Massa Bangunan > 
  • Elemen Struktur > 
Kestabilan adalah terjadinya ketidak-stabilan pada bangunan akibat bekerjanya gaya-gaya yang bekerja pada bangunan, seperti gravitasi, angin dan gempa. Sehingga perlu beberapa penyelesaian, seperti :
  1. Bentuk massa bangunan dan berpijaknya pada tanah
  2. Letak titik berat blok massa
  3. Dilatasi (pemisahan bangunan)
  4. Konfigurasi struktur (elemental)
  • Penyelesaina Konfigurasi Struktur (Elemental)   >
Kekuatan merupakan kemampuan elemen dan komponen struktur horizontal dan vertikal dalam menahan beban-beban yang timbul, baik elemen vertikal dan horizontal.
  • Elemen/komponen vertikal > kolom > 
  • Elemen/komponen horizontal > lantai/balok
This entry was posted in Materi Kuliah. Bookmark the permalink.

SISTIM STRUKTUR PENAHAN GAYA LATERAL

Pengertian gaya lateral pada bangunan bertingkat :
  • Fungsi utama dari sistem struktur terutama untuk memikul secara aman dan efektif beban yang bekerja pada bangunan, serta menyalurkannya ke tanah melalui fondasi.
  • Gaya lateral adalah gaya pada bangunan yang bersifat horizontal dengan arah yang tidak menentu, seperti angin dan gempa bumi.
  • Hal yang penting pada struktur bangunan tinggi adalah stabilitas dan kemampuannya untuk menahan gaya lateral, seperti angin atau gempa bumi.
Sistim penahan gaya lateral pada bangunan bertingkat :
  • Karena kolom merupakan komponen struktur yang mendistribusikan beban yang bekerja padanya ke bawah menuju pondasi
  • Maka kolom perlu diperkokoh dengan sistim pengaku untuk dapat menahan gaya lateral, agar deformasi yang terjadi akibata gaya horizontal tidak melampaui ketentuan yang disyaratkan (P-D Effect’)