Rabu, 27 April 2016

2.POMPA TRANSFER/POMPA PENGISI

Pompa transfer sering disebut juga dengan istilah pompa pengisi atau pompa pemindah atau pompa angkat. Fungsi pompa ini memindahkan air dari satu tempat ke tempat lain secara  otomatis ataupun dengan cara manual (On/Off).
Pompa bekerja secara otomatis dengan bantuan sensor elektroda ataupun dengan pelampung, sensor ini akan bekerja dengan mendeteksi level air. Jika level air turun (tangki kosong) pada level tertentu maka akan dideteksi oleh elektroda/pelampung kemudian memberi perintah supaya pompa hidup, dan apabila level air naik (tangki penuh) pada level tertentu maka akan dideteksi oleh elektroda/pelampung kemudian memberi perintah supaya pompa mati.
Pompa bekerja secara manual berarti pompa akan bekerja tanpa sensor. Hidup dan mati pompa berdasarkan tombol saklar on-off  yang ditekan oleh orang (operator).
Pompa yang menggunakan listrik 3 phase maka harus dilengkapi panel kontrol  untuk mengkontrol kerja pompa tersebut, sedangkan pompa yang menggunakan listrik 1 phase tidak harus menggunakan panel kontrol untuk mengkontrol kerja pompa.


2.1.     Pompa transfer atau pompa pengisi

Pompa transfer sering disebut juga dengan istilah pompa pengisi atau pompa pemindah atau pompa angkat. Fungsi pompa ini memindahkan air dari satu tempat ke tempat lain secara  otomatis ataupun dengan cara manual (On/Off).
 Pompa bekerja secara otomatis dengan bantuan sensor elektroda ataupun dengan pelampung, sensor ini akan bekerja dengan mendeteksi level air. Jika level air turun (tangki kosong) pada level tertentu maka akan dideteksi oleh elektroda/pelampung kemudian memberi perintah supaya pompa hidup, dan apabila level air naik (tangki penuh) pada level tertentu maka akan dideteksi oleh elektroda/pelampung kemudian memberi perintah supaya pompa mati.
Pompa bekerja secara manual berarti pompa akan bekerja tanpa sensor. Hidup dan mati pompa berdasarkan tombol saklar on-off  yang ditekan oleh orang (operator).
Pompa yang menggunakan listrik 3 phase maka harus dilengkapi panel kontrol  untuk mengkontrol kerja pompa tersebut, sedangkan pompa yang menggunakan listrik 1 phase tidak harus menggunakan panel kontrol untuk mengkontrol kerja pompa.

2.1.1.   Pompa transfer dari sumur dangkal ke ground tank/tower tank
Sumur dangkal mempunyai kedalaman kurang dari 8 meter (dari permukaan tanah ke level air). Pompa sumur dangkal biasanya menggunakan pompa tipe centrifugal end suction ukuran kecil.


Gbr.2.1.3.  Pompa transfer dari sumur dangkal (< 8 meter) ke ground/tower tank
     
2.1.2.   Pompa transfer dari sumur sedang ke ground tank/ tower tank
Sumur dengan kedalaman sedang adalah sumur yang mempunyai kedalaman antara 8 meter s/d  20 meter (diukur dari permukaan tanah ke level air). Pompa yang digunakan adalah tipe jet pump, disebut jet pump karena pada pompa ini ada alat tambahan dipasang pada sisi hisap dinamakan  ejector yang mempunyai fungsi untuk menambah daya dorong. Pada sisi hisap pompa jet pump mempunyai dua jalur pipa, satu jalur sebagai pipa hisap dan satu jalur lainnya sebagai pipa dorong yang berfungsi mengalirkan sebagian air dari pompa, mengalir turun menuju ejector kemudian kembali mendorong keatas melalui pipa hisap.

Gbr. 2.1.2. Pompa jet pump untuk transfer dari sumur sedang (8 - 20 meter) ke ground/tower tank.
              
               2.1.3.   Pompa transfer dari sumur dalam ke ground tank/tower tank
          Kategori  sumur dalam yaitu sumur yang mempunyai kedalaman diatas 20 meter (diukur dari permukaan tanah ke level air). Ada dua macam level air yang biasa digunakan sebagai acuan yaitu dinamyc water level (level air yang selalu berubah) dan static water level (level air yang tetap).
            Dinamyc water  level (DWL) adalah level air yang sudah stabil setelah dilakukan pumping test atau level air terdalam (dari permukaan tanah) yang terjadi pada musim kemarau.
       Static water level (SWT) adalah posisi level air terendah (dari permukaan tanah) sebelum dilakukan pumping test atau level air terendah yang terjadi pada musim hujan.
           Pengukuran level air untuk sumur dalam dapat dilakukan dengan menggunakan alat Water Level Meter.
            Untuk aplikasi sumur dalam, pompa yang digunakan adalah tipe celup (submersible deep well) yang mempunyai kemampuan tekanan atau pressure tinggi. Cara kerja pompa ini adalah mendorong air dari bawah ke atas sehingga tidak memerlukan pipa hisap.

            Gbr. 2.1.1.    Pompa deep well untuk transfer dari sumur dalam(≥ 20 meter) ke ground.

         2.1.4.   Pompa transfer dari ground tank ke tower tank
                    Aplikasi ini banyak dijumpai di gedung-gedung dan industri. Karena pada aplikasi ini diperlukan debit air yang besar dan juga tekanan yang tinggi maka ada dua tipe yang sesuai yaitu tipe end suction horisontal dan in-line vertical.
                     Untuk pompa tipe end suction horisontal sering digunakan untuk bangunan gedung/pabrik yang mempunyai ruang pompa cukup luas. Sedangkan pompa tipe in-line vertical sering digunakan untuk bangunan gedung/pabrik yang ruang pompa relatif sempit.



.Gbr.2.1.4.     Pompa transfer dari ground tank ke tower tank.

         2.1.5.   Pompa transfer pengisi  boiler
                Aplikasi pompa ini sebagai pengisi boiler dengan menggunakan air panas dengan temperatur antara 40oC – 100oC, sehingga pompa rentan terhadap kavitasi dan untuk menghindari kavitasi posisi tangki air diletakan lebih tinggi dari pompa. Pada aplikasi ini pompa yang digunakan adalah tipe in-line vertical multi stage karena pompa ini mempunyai tekanan yang tinggi dan juga NPSH yang relative kecil jika dibandingkan dengan tipe end suction.



                      Gbr.2.1.5.  Pompa transfer pengisi  boiler

A.1.Pompa Transfer tipe centrifugal horisontal "END SUCTION"

A.2.Pompa transfer tipe "JET PUMP"

A.3.Pompa transfer tipe vertical "IN LINE"

A.4.Pompa transfer tipe Horisontal "SPLIT CASE"

A.5.Pompa transfer tipe Celup sumur dalam "DEEP WELL"



Pompa hydram, pompa tanpa listrik, cara membuat

Cara membuat pompa hydram (Pompa tanpa listrik) sbb :




Toko Pompa Online, Pumps Distributor, Ebara, Wilo, CNP, Grundfos, Torishima, KSB, Kirloskar, Total Head, NPSH, Kavitasi




A. POMPA TRANSFER/POMPA PENGISI
A.1.Pompa transfer tipe centrifugal Horisontal "END SUCTION"


A.2.Pompa transfer tipe "JET PUMP"

A.3.Pompa transfer tipe Vertical "IN LINE"

A.4.Pompa transfer tipe Horisontal "SPLIT CASE"

A.5.Pompa transfer tipe "SUBMERSIBLE DEEP WELL" untuk sumur dalam


A.6.Panel kontrol pompa transfer

Pompa transfer/pompa pengisi digunakan untuk memindahkan air dari satu tempat ke tempat lain. Untuk menghemat listrik dan menjaga supaya pompa tahan lama maka pompa harus dilengkapi sistem otomatis.
Cara kerja pompa secara otomatis adalah jika tanki penampung kosong maka pompa otomatis akan hidup dan jika tanki sudah penuh maka pompa otomatis akan mati.

A.6.1.Pompa industri (listrik 3PH/380V)
Sistem otomatis pompa menggunakan panel kontrol yang dilengkapi dengan sensor electroda, atau gabungan antara pressure switch/pressure transmitter & motorize valve (biasanya untuk transfer air dengan jarak yang jauh > 1km)

A.6.2.Pompa rumah tangga (listrik 1PH/220V)
Sistem otomatis cukup menggunakan sistem radar (sistem pelampung non stik).



B. POMPA BOOSTER/POMPA DISTRIBUSI
B.1.Pompa booster "VARIABLE SPEED" dg pompa tipe "In Line Vertical"

B.2. Pompa booster "VARIABLE SPEED" dg pompa tipe "End Suction Horisontal"

B.3.Pompa booster "FULL SPEED" dg pompa tipe "In Line Vertical"

B.4.Pompa booster "FULL SPEED" dg pompa tipe "End Suction Horisontal"

B.5.Pompa booster "SINGLE PUMP"


C.POMPA HIDRAN/POMPA PEMADAM NFPA 20Std
C.1.Pompa "HYDRANT ELECTRIC MOTOR" lengkap dengan "Panel Kontrol" (NFPA 20Std)

C.2.Pompa "HIDRANT DIESEL ENGINE" lengkap dengan "Panel Kontrol" (NFPA 20Std)

C.3.Pompa "JOCKEY" lengkap dengan "Panel Kontrol" (NFPA 20Std)


Pump Energy Audit, LCC & Service Contract

Pump energy audit, Life cycle cost analisys & Service contract

Silahkan Klik dibawah ini..

Free download Software calculator "Total head & Cavitation"

Free!!...Software Calculator : Total Head,NPSH,Cavitation,Diameter pipa...Download dari link ini..

Fungsi dan kelebihan sofware calculator diatas diantaranya :
1.Untuk menentukan Total head pompa (H), sekaligus mengetahui power pompa P2
2.Untuk mengecek/mengetahui apakah pompa terjadi kavitasi atau tidak.
3.Ada 8 konfigurasi pilihan sistem pemipaan yang diperjelas dg sket drawing
4.Untuk menetukan diameter pipa
5.Untuk mengecek/mengetahui velocity yang ideal (dg mencoba input diameter pipa
   yg berbeda), sehingga didapat hasil Total head atau power pompa yang optimal.
6.Mudah dipahami dan dioperasikan, karena semua data (jenis pipa,
   friction losses fitting,  konstanta Hazen William, tekanan vaporasi, dll)
   sudah  dimasukan ke sheet data base.

Total head, friction loss, NPSH, Kavitasi

Gratis!!..Software Calculator Total Head, NPSH, Kavitasi...Download dari Link ini..

Fungsi dan kelebihan sofware calculator diatas diantaranya :
1.Untuk menentukan Total head pompa (H), sekaligus mengetahui power pompa P2
2.Untuk menentukan NPSH atau mengecek apakah pompa terjadi kavitasi atau tidak.
3.Ada 8 konfigurasi pilihan sistem pemipaan yang diperjelas dg sket drawing
4.Untuk menentukan diameter pipa
5.Untuk mengecek/mengetahui velocity yang ideal (dg mencoba input diameter pipa
   yg berbeda), sehingga didapat hasil Total head atau power pompa yang optimal.
6.Mudah dipahami dan dioperasikan, karena semua data (jenis pipa,
   friction losses fitting,  konstanta Hazen William, tekanan uap, dll)
   sudah  dimasukan ke sheet data base.



B.5    Total head pompa
               Yang dimaksud total head pompa adalah kemampuan tekanan maximum pada titik kerja pompa, sehingga pompa tersebut mampu mengalirkan air dari satu tempat ke tempat lainnya. Beberapa parameter yang diperlukan untuk menentukan total head pompa diantaranya yaitu friction loss pipa, friction loss fitting & valve, pressure drop peralatan mechanical, dan geodetic head.

         B.5.1.   Friction loss pipa
                     Friction loss pipa terjadi karena disebabkan gesekan antara air dengan permukaan dalam pipa, sehingga menimbulkan gaya gesek dan gaya gesek inilah yang meyebabkan hambatan pada tekanan pompa. Besarnya friction loss pipa tergantung dari jenis material, diameter, dan panjang pipa.
                     Dengan menggunakan pendekatan metode Hazen William maka formulasi untuk menentukan besarnya friction loss adalah sebagai berikut,

           B.5.2 Friction fitting & valve
                           Friction loss fitting & valve yaitu gaya gesek yang disebabkan karena gesekan antara air dengan fitting & valve (elbow, tee, check valve, butterfly valve, globe valve, dll), dan gaya gesek ini menyebabkan hambatan tekanan pompa. Besarnya friction loss ini tergantung dari diameter, tipe, dan jumlah fitting & valve.
                     Dengan menggunakan pendekatan metode Hazen William maka formulasi untuk menentukan besarnya friction loss adalah sebagai berikut,

                     Hf  fitting = (hf1 x juml fitting)+(hf2 x juml fitting)
                     dimana :
                     Hf  fitting : Jumlah total friction loss pipa    …. m
                     hf1 : friction loss fitting dg dia. (x) mm        …. m
                     hf2 : friction loss fitting dg dia. (y) mm        …. m

         B.5.3    Pressure drop peralatan mechanical
                     Peralatan mechanical yang biasa digunakan pada sistem pompa dan pemipaan adalah seperti Y strainer, filter air, air handling unit (AHU), chiller, tanki air panas, dll. Masing-masing dari peralatan tsb. sudah ditentukan nilai pressure dropnya oleh pabrik pembuat yaitu antara 1m s/d 15m.
  
         B.5.4    Geodetic head (Hg)
                     Geodetic head adalah ketinggian vertical dari titik tertinggi pipa suction ke titik tertinggi pipa discharge. Geodetic head merupakan parameter penting dan  nilainya pasti sehingga tidak boleh diperkirakan.

           B.5.5.  Suction head (Hs)
                       Suction head adalah ketinggian hisap pompa dari level air ke titik tertinggi pipa suction. Ketinggian hisap pompa ditentukan berdasarkan kemampuan hisap maximal suatu pompa yaitu ketinggian hisap dengan memperhatikan bahwa tidak akan terjadi kavitasi pada pompa tsb. Suction head ada 2 macam yaitu negative suction dan positif suction.
                     Negative suction (Gbr. B.5.5a.) yaitu jika level air berada dibawah pompa, dan positif suction (Gbr. B.5.5b.) yaitu   jika level air berada diatas pompa.

 
            B.5.6. Diameter pipa & velocity
                    Diameter pipa & velocity merupakan 2 parameter yang tidak terpisahkan dan formulasinya dapat ditulis sebagai berikut :

                     Q = V x A                      A = (лd2)/4

                     dimana :
                     Q   : debit pompa                          …..  m3/jam
                     V   : kecepatan  air                        ......  m/s
                     A   : luas penampang lubang pipa …..  mm2
                     d    : diameter dalam pipa                 …..  mm
                     Ð»    : 3,14

                     Tidak ada batasan yang pasti untuk menentukan velocity, akan tetapi untuk mendapatkan Total Head pompa yang optimal maka batasan velocity yang ideal adalah 0,9m/s – 2m/s. 

         B.5.7.   Menentukan total head
                           Formulasi total head adalah sebagai berikut :

                     Htot = Hf pipe + Hf fitting + Hpd + Hsf + Hg + Hs
                     dimana :
                     Hf pipe      : friction loss pipa
                     Hf fitting      : friction loss pipa & valve
                     Hpd           : pressure drop peralatan
                     Hsf            : safety factor
                     Hg             : geodetic head
                     Hs              : suction/riser  head

B.6.      Tinggi hisap maximum, Kavitasi & NPSH
  Batas tinggi hisap maximum suatu pompa perlu diperhatikan terutama saat tahap perencanaan, karena jika pompa bekerja diatas ketinggian hisapnya maka  pompa tidak bisa menghisap air atau mampu menghisap akan tetapi terjadi kavitasi sehingga performance pompa turun. Ada beberapa parameter yang penting berkaitan dengan kemampuan hisap yaituNPSHr ,  NPSHa.

         B.6.1.   NPSHr
                     NPSHr atau NPSHrequired  (Net Positive Suction Head required) adalah pressure pompa pada sisi hisap yang nilainya ditentukan berdasarkan design pompa (inlet suction, impeler, dll). NPSHrbernilai positif sehingga bersifat menghambat kemampuan hisap pompa. Jika pompa dengan nilai NPSHr kecil berarti pompa tersebut mempunyai kemampuan hisap yang baik.  Nilai NPSHr bisa didapat dari kurva pada katalog pompa.
                     Untuk menentukan NPSHr sebaiknya tidak ditentukan pada titik kerja pompa, akan tetapi ditentukan pada titik kerja Qmax yaitu titik kerja pada kurva paling kanan, hal ini untuk memberikan factor keamanan (kemampuan hisap) yang cukup.

 
         B.6.2 NPSHa
                   NPSHa atau NPSHavailable (Net Positive Suction Head available) adalah pressure maximum pada sisi hisap yang bernilai positive. Nilai NPSHditentukan dari hasil perhitungan dengan tujuan untuk membandingkan dengan NPSHr sehingga dapat diketahui apakah pada pompa akan terjadi kavitasi atau tidak. Formula  NPSHa adalah sbb :

                     NPSHa  = Hb – Hf – Hv – Hsf – Hs
                     dimana :
                     Hb    : barometric head                   10,2 mtr
                     Hf     : friction loss pipa                   …. mtr
                                 friction loss fitting & valve  …. mtr
                                 pressure drop peralatan        …. mtr
                     Hv    :  vapour head (dari table)       …. mtr
                     Hsf   :  safety factor head                0,5 mtr
                     Hs     :  suction head/tinggi hisap     .... mtr
  B.6.3.      Kavitasi
Kavitasi adalah terjadinya gelembung-gelembung udara pada sisi hisap pompa yang disebabkan beberapa factor yaitu kedalaman hisap terlalu tinggi, diameter pipa hisap terlalu kecil, suhu air terlalu panas, penggunaan pompa didaerah yang terlalu tinggi (dipegunungan).
Kavitasi bisa menimbulkan kerusakan pada pompa terutama impeller dan rumah pompa sehingga menyebabkan performance pompa (Q &  H) turun drastis.
Syarat supaya pompa tidak terjadi  kavitasi maka harus memenuhi ketentuan sebagai berikut,

NPSHr < NPSHa

dimana :
NPSHr   : nilai NPSH dari data pompa       …. mtr
NPSHa   : nilai NPSH hasil perhitungan      …. mtr

Jadi nilai NPSHa ditentukan untuk memberikan batasan/persyaratan nilai NPSHr maximum yang dimiliki suatu pompa.

Jika pada system pompa terjadi kavitasi, maka ada beberapa metode untuk mencegah kavitasi adalah sebagai berikut :
-    Ketinggian hisap diperpendek atau dirubah menjadi positif suction.
-    Diameter pipa hisap diperbesar.
-    Temperatur air diturunkan.
-    Menggunakan pompa dengan NPSHr yang kecil.

         B.6.4.   Tinggi hisap maximum
                     Kemampuan tinggi hisap maximum suatu pompa dapat ditentukan, setelah data NPSHr dan data-data lainya diketahui. Untuk menentukan tinggi hisap maximum ini harus dipertimbangkan tidak akan terjadi kavitasi pada pompa. Formulasi untuk menentukan tinggi hisap maximum adalah sebagi berikut :

                     Hs.max = Hb – Hf – Hv – Hsf – NPSHa

                     NPSHa = NPSHr

                     dimana :
                     Hs.max   : tinggi hisap maximum           …. mtr
                     Hb          : barometric head                    10,2 mtr
                     Hf           : friction loss pipa                    …. mtr
                                      friction loss fitting & valve   …. mtr
                                      pressure drop peralatan         …. mtr
                     Hv          : vapour head (dari table)        …. mtr
                     Hsf         : safety factor head                 0,5 mtr
                     Hs           : suct head/tinggi hisap max    …. mtr

Plumbing

24022010
Plumbing
motor-spacer-blocksSistem plumbing adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari bangunan gedung, oleh karena itu perencanaan sistem plambing haruslah dilakukan bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan gedung itu sendiri, dalam rangka penyediaan air bersih baik dari kualitas dan kuantitas serta kontinuitas maupun penyaluran air bekas pakai atau air kotor dari peralatan saniter ke tempat yang ditentukan agar tidak mencemari bagian-bagian lain dalam gedung atau lingkungan sekitarnya.
Setiap usaha dan atau kegiatan pada dasarnya menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup yang perlu dianalisis sejak awal perencanaannya, sehingga langkah pengendalian dampak negatif dan pengembangan dampak positif dapat dipersiapkan sedini mungkin. Dan berdasarkan hal tersebut telah ditetapkan peraturan pemerintah tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL). Plambing adalah seni dan teknologi pemipaan dan peralatan untuk menyediakan air bersih, baik dalam hal kualitas, kuantitas dan kontinuitas yang memenuhi syarat dan pembuang air bekas atau air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemari bagian penting lainnya untuk mencapai kondisi higienis dan kenyamanan yang diinginkan.
Perencanaan sistem plambing dalam suatu gedung, guna memenuhi kebutuhan air bersih sesuai jumlah penghuni dan penyaluran air kotor secara efesien dan efektif (drainase), sehingga tidak terjadi kerancuan dan pencemaran yang senantiasa terjadi ketika saluran mengalami gangguan.
Drainase berasal dari bahasa Inggris “drainage” yang mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, sistem drainase dapat didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.
Sistem drainase terdiri dari saluran penerima (interceptor drain), saluran pengumpul (collector drain), saluran pembawa (conveyor drain), saluran induk (main drain) dan bagian penerima air (receiving waters). Di sepanjang sistem sering dijumpai bagian lainnya seperti gorong-gorong, siphon, jembatan air (aquaduct), pelimpah, pintu-pintu air, bangunan terjun, kolam tando, dan stasiun pompa.
Fungsi utama peralatan plumbing gedung adalah menyediakan air bersih dan atau air panas ke tempat-tempat tertentu dengan tekanan cukup, menyediakan air sebagai proteksi kebakaran dan menyalurkan air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemari lingkungan sekitarnya.
Sistem Instalasi Plumbing
Sistem instalasi plumbing pada gedung-gedung umumnya terbagi atas tiga bagian utama yang harus dipahami dan dirawat untuk mencapai tingkat kenyamanan penghuni :
  1. Instalasi Plumbing Sistem Air Bersih.
  2. Instalasi Plumbing Sistem Air Kotor Dan Air Bekas.
  3. Instalasi Plumbing Sistem Venting.
Instalasi Plumbing Sistem Air Bersih.
Sumber air bersih diambil dari PDAM dimasukan ke dalam bak penampung air bersih (Clear Water Tank) atau Ground Water Tank (GWT), sedangkan sumber air yang berasal dari tanah atau sumur dalam (deep well) dimasukan kedalam penampung air baku (raw water tank).
Air dari Deep Well ini masuk ke tangki penampungan yang berfungsi juga sebagai tangki pengendap lumpur atau pasir yang terbawa dari sumur. Air yang berada di raw water tank diolah (treatment) di instalasi Water Treatment Plant dan selanjutnya dialirkan ke clear water tank atau ground water tank, selanjutnya dialirkan ke tangki air atap (roof tank) dengan menggunakan pompa transfer.
Distribusi air bersih pada dua lantai teratas untuk mendapatkan tekanan cukup umummnya menggunakan pompa pendorong (booster pump), sedangkan untuk lantai-lantai dibawahnya dialirkan secara gravitasi.
Pada umumnya persediaan air bersih diperhitungkan untuk cadangan satu hari pemakaian air. Dan kualitas air disesuaikan dg peraturan, UU dan standar yg berlaku di wilayah yang bersangkutan. Untuk Indonesia: SNI No. 01-0220-1987 tentang air minum yang boleh dialirkan ke alat plumbing,No.907/PERMENKES/VII/2002 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, Kep-02/Men KLH/I/1998 tentang Baku Mutu Perairan Darat, Laut dan Udara, dan sistem plumbing standart nasional indonesia, SNI 03 – 6481 – 2000 Sistem Plumbing.
Sistem Penyediaan Air Bersih terbagi menjadi empat sistem:
  • Sistem Sambung Langsung
  • Sistem Tangki Atas
  • Sistem Tangki Tekan
    • Sistem Hydrocel
    • Sistem Diaphragma
  • Sistem Tanpa Tangki
    • Sistem kecepatan putaran pompa konstan
    • Sistem kecepatan putaran pompa variable
PERALATAN UTAMA & FUNGSI
  • Pompa Transfer, berfungsi untuk memompa air bersih dari ground water tank ke roof tank melalui pipa transfer. Beberapa jenis pompa transfer yang sering dipakai, antara lain :
    • End Suction Pump
    • Horizontal Split Case Pump
    • Multi Stage Pump
    • Centrifugal Pump
  • Pressure Tank, berfungsi untuk meringankan kerja pompa dari keadaan start-stop yang terlalu sering. Beberapa jenis pressure tank yang sering dipakai, antara lain :
    • Diaphragma Pressure Tank
    • Non Diaphragma Pressure Tank atau Well Pressure Tank
  • Peralatan pengaturan dan ukur, meliputi :
    • Check Valve, penahan aliran balik air didalam instalasi pipa.
    • Gate Valve, pengatur buka-tutup aliran air didalam pipa.
    • Ball Valve, pengatur jumlah aliran air didalam pipa.
    • Butterfly Valve, pengatur buka-tutup aliran air di dalam pipa.
    • Floating Valve, klep pengatur buka-tutup aliran air ke tanki.
    • Foot Valve, penahan air balik di bawah pipa isap.
    • Strainer, berfungsi sebagai filter air.
    • Flexible Joint, penahan getaran dan gerakan.
    • Pressure Gauge, pengukur tekanan.
    • Pressure Switch, alat kontak hubung-putus akibat tekanan.
    • Flow Switch, alat kontak hubung-putus akibat aliran.
    • Water Meter, pengukur debit air.
cw-design
  1. Sistem Sambung Langsung
    Dalam sistem ini pipa distribusi dalam gedung disambung langsung dengan pipa utama penyediaan air bersih (PDAM). Karena terbatasnya tekanan dalam pipa utama dan dibatasi ukuran pipa cabang dari pipa utama tersebut, maka sistem ini terutama dapat diterapkan untuk perumahan dan gedung skala kecil dan rendah.
  2. Sistem Tangki Atas
    Apabila sistem sambungan langsung oleh berbagai alasan tidak dapat diterapkan, sebagai gantinya banyak sekali digunakan sistem tangki atap. Sistem ini, air ditampung lebih dahulu dalam tangki bawah atau dipasang pada lantai terendah, kemudian dipompakan ke tangki atas yang biasanya dipasang di atas atap atau di atas lantai tertinggi bangunan. Dari tangki ini air didistribusikan ke seluruh lantai bangunan.
    Sistem tangki atap ini seringkali digunakan dengan pertimbangan :
      • Selama air digunakan tidak terjadi perubahan tekanan yang berarti pada alat plumbing. Perubahan tekanan hanya terjadi karena akibat perubahan level air di dalam tangki atap sehingga harus diupayakan agar level air tetap konstan.
      • Pada sistem penyedia air tangki atas bekerja secara otomatis karena pada umumnya dilengkapi swith automatik sehingga kecil kemungkinan timbulnya kesulitan akibat penurunan tajam pada permukaan level air.
      • Perawatan tangki atas relatif lebih sederhana dibandingkan dengan sistem tangki tekan.
      • Perlu pompa cadangan untuk bangunan yang besar dan tinggi.
    • Karena tuntutan alat-alat plumbing, agar dapat bekerja dengan baik maka peletakan tangki atap menjadi penting. Sebagai contoh katub glontor (flush valve) dapat bekerja dengan baik jika tekanan air pada alat plumbing sebesar 1,00 kg/cm2 atau tinggi tangki atap lebih besar atau sama dengan 10 meter.
      Jika peletakan tangki tidak memungkinkan sehingga tekanan tidak dapat tercapai maka perlu dipertimbangkan pemasangan pipa sambung langsung ke alat saniter atau alat plumbing (fixture) atau dengan memasang pompa pendorong (booster pump) agar kerugian tekanan berkurang. Memilih alat plambing yang tidak terlalu tinggi tuntutan tekanan kerjanya, misal kloset dengan katup glontor dengan tekanan kerja 0,6 kg/cm2 atau tinggi tangki 6,00 meter.
  3. Sistem Tangki Tekan
    Prinsip kerja dari sistem tangki tekan (hidrosfor) adalah sebagai berikut, air yang telah ditampung di dalam tangki bawah dipompa ke dalam tangki tertutup yang mengakibatkan udara didalamnya terkompresi sehingga tersedia air dengan tekanan awal yang cukup untuk didistribusikan ke peralatan plumbing di seluruh bangunan yang direncanakan. Pompa bekerja secara otomatis diatur oleh detektor tekanan, yang membuka dan menutup saklar penghasut motor listrik penggerak pompa. Pompa akan berhenti bekerja jika tekanan tangki telah mencapai batas maksimum yang ditetapkan dan mulai bekerja jika batas minimum tekanan yang ditetapkan telah dicapai.
    Daerah fluktuasi tekan tergantung pada tinggi bangunan, misalkan untuk bangunan 2 – 3 lantai tekanan air harus mencapai 1 – 1,5 kg/cm­2 atau 0.981 – 1,471 bar atau 10 – 11.5 mka (muka kolom air).
    Kelebihan-kelebihan sistem tangki tekan adalah lebih menguntungkan dari segi estetika karena tidak terlalu menyolok dibandingkan dengan tangki atap, mudah perawatannya karena dapat dipasang dalam ruang mesin bersama pompa-pompa lainnya dan harga awal lebih rendah dibandingkan dengan tangki yang harus dipasang di atas menara. Disamping itu diperlukan juga kompressor dan keduanya dioperasikan secara automatis.
    Selain itu yang perlu diperhatikan adalah kekurangannya, diantaranya : daerah fluktuasi tekanan sebesar 1,0 kg/cm2 sangat besar dibandingkan dengan sistem tangki atap yang hampir tidak ada fluktuasinya, dengan berkurangnya udara dalam tangki tekan, maka setiap beberapa hari sekali harus ditambahkan udara dengan kompresor atau dengan menguras seluruh air dari dalam tangki tekan.
    Rancangan volume udara dalam tangki umumnya sebesar 30% dari volume tangki dan sisanya berisi air. Seiring dengan berkurangnya udara maka kompressor menjadi kebutuhan mutlak harus dipasang.
    Variasi sistem tangki tekan adalah sebagai berikut:
    • Sistem Hydrocel: Sistem tangki tekan hydrocel untuk tangki tekan menggunakan tabung bahan karet khusus yang dapat mengembang dan menyusut sesuai dengan tekanan tangki. Penambahan udara pada tangki tekan karet ini perlu karena tidak kontak langsung. Sistem ini mempunyai kekurangan yaitu air dalam tangki sedikit.
    • Sistem Tangki Tekan dengan Diapragma: Sistem tangki tekan dengan diafram ini, untuk tangki tekan menggunakan tabung bahan karet khusus sebagai pemisah air dengan udara.tekanan tangki. Penambahan udara pada tangki tekan karet ini perlu karena tidak kontak langsung. Sistem ini mempunyai kelebihan yaitu sebagai penyimpan air dan peredam pukulan. Namun dalam hal ini tidak dapat difungsikan secara bersama-sama.
    Sistem tangki tekan dapat dianggap lebih berfungsi sebagai suatu sistem pengaturan tekanan dibandingkan dengan fungsinya sebagai penyimpan air, karena bukan sebagai sistem penyimpan air seperti tangki atap dan karena jumlah volume air yang efektif tersimpan dalam tangki tekan relatif sedikit, mengakibatkan pompa akan sering bekerja dan menyebabkan pompa lebih berat kerjanya.
  4. Sistem Tanpa Tangki
    Sistem ini sebenarnya tidak direkomendasi oleh berbagai pihak, Sistem ini tidak menggunakan tangki apapun, baik tangki bawah, tangki tekan ataupun tangki atap. Air dipompakan langsung ke sistem distribusi bangunan dan pompa menghisap langsung dari pipa utama. 
    Ciri-ciri sistem tanpa tangki adalah mengurangi kemungkinan pencemaran air minum karena menghilangkan tangki bawah maupun tangki atas, mengurangi kemungkinan terjadinya karat karena kontak air dengan udara relatif singkat, kalau cara ini diterapkan pada bangunan pencakar langit akan mengurangi beban struktur bangunan, untuk kompleks perumahan perumahan dapat menggantikan menara air, penyediaan air sepenuhnya bergantung pada sumber daya, pemakaian daya besar dibandingkan dengan tangki atap dan harga awal tinggi karena harga sistem pengaturannya.Sistem ini terdapat dua sistem dikaitkan dengan kecepatan pompa, yaitu :
    • Sistem kecepatan putaran pompa konstan, Pompa utama selalu bekerja sedangkan pompa lain akan bekerja secara otomatik yang diatur oleh tekanan.
    • Sistem kecepatan putaran pompa variabel, Sistem ini untuk mengubah kecepatan atau laju aliran diatur dengan mengubah kecepatan putaran pompa secara otomatik. Sistem kecepatan putaran pompa variabel mempunyai keuntungan/ kerugiannya antara lain :
      • Mengurangi tingkat pencemaran air karena tidak menggunakan tangki,
      • Mengurangi terjadinya karat karena tidak kontak udara langsung,
      • Beban struktur semakin ringan karena tidak ada tangki atas,
      • Biaya pemakaian daya listrik besar,
      • Penyediaan air bersih tergantung pada sumberdayanya,
      • Investasi awal besar.
  5. Untuk limbah air kotor yang berasal dari toilet dan bangunan-bangunan penunjang masuk langsung ke septic tank yang dibuat berdekatan dengan bangunan tersebut, dan masuk ke dalam tangki resapan serta over flow diarahkan ke saluran terdekat.
    Sistem venting merupakan sistem instalasi plumbing yang dapat mengeluarkan udara yang terjebak di dalam instalasi pipa air buangan guna menghindari efek siphone.

Actions

Information

Leave a Reply

Follow

Get every new post delivered to your Inbox.
:)