2.POMPA TRANSFER/POMPA PENGISI
Pompa transfer sering disebut juga dengan istilah pompa pengisi atau pompa pemindah atau pompa angkat. Fungsi pompa ini memindahkan air dari satu tempat ke tempat lain secara otomatis ataupun dengan cara manual (On/Off).
Pompa bekerja secara otomatis dengan bantuan sensor elektroda ataupun dengan pelampung, sensor ini akan bekerja dengan mendeteksi level air. Jika level air turun (tangki kosong) pada level tertentu maka akan dideteksi oleh elektroda/pelampung kemudian memberi perintah supaya pompa hidup, dan apabila level air naik (tangki penuh) pada level tertentu maka akan dideteksi oleh elektroda/pelampung kemudian memberi perintah supaya pompa mati.
Pompa bekerja secara manual berarti pompa akan bekerja tanpa sensor. Hidup dan mati pompa berdasarkan tombol saklar on-off yang ditekan oleh orang (operator).
Pompa yang menggunakan listrik 3 phase maka harus dilengkapi panel kontrol untuk mengkontrol kerja pompa tersebut, sedangkan pompa yang menggunakan listrik 1 phase tidak harus menggunakan panel kontrol untuk mengkontrol kerja pompa.
A.1.Pompa Transfer tipe centrifugal horisontal "END SUCTION"
A.2.Pompa transfer tipe "JET PUMP"
A.3.Pompa transfer tipe vertical "IN LINE"
A.4.Pompa transfer tipe Horisontal "SPLIT CASE"
A.5.Pompa transfer tipe Celup sumur dalam "DEEP WELL"
Pompa transfer sering disebut juga dengan istilah pompa pengisi atau pompa pemindah atau pompa angkat. Fungsi pompa ini memindahkan air dari satu tempat ke tempat lain secara otomatis ataupun dengan cara manual (On/Off).
Pompa bekerja secara otomatis dengan bantuan sensor elektroda ataupun dengan pelampung, sensor ini akan bekerja dengan mendeteksi level air. Jika level air turun (tangki kosong) pada level tertentu maka akan dideteksi oleh elektroda/pelampung kemudian memberi perintah supaya pompa hidup, dan apabila level air naik (tangki penuh) pada level tertentu maka akan dideteksi oleh elektroda/pelampung kemudian memberi perintah supaya pompa mati.
Pompa bekerja secara manual berarti pompa akan bekerja tanpa sensor. Hidup dan mati pompa berdasarkan tombol saklar on-off yang ditekan oleh orang (operator).
Pompa yang menggunakan listrik 3 phase maka harus dilengkapi panel kontrol untuk mengkontrol kerja pompa tersebut, sedangkan pompa yang menggunakan listrik 1 phase tidak harus menggunakan panel kontrol untuk mengkontrol kerja pompa.
2.1. Pompa transfer atau pompa pengisi
Pompa transfer sering disebut juga dengan istilah pompa pengisi atau pompa pemindah atau pompa angkat. Fungsi pompa ini memindahkan air dari satu tempat ke tempat lain secara otomatis ataupun dengan cara manual (On/Off).
Pompa bekerja secara otomatis dengan bantuan sensor elektroda ataupun dengan pelampung, sensor ini akan bekerja dengan mendeteksi level air. Jika level air turun (tangki kosong) pada level tertentu maka akan dideteksi oleh elektroda/pelampung kemudian memberi perintah supaya pompa hidup, dan apabila level air naik (tangki penuh) pada level tertentu maka akan dideteksi oleh elektroda/pelampung kemudian memberi perintah supaya pompa mati.
Pompa bekerja secara manual berarti pompa akan bekerja tanpa sensor. Hidup dan mati pompa berdasarkan tombol saklar on-off yang ditekan oleh orang (operator).
Pompa yang menggunakan listrik 3 phase maka harus dilengkapi panel kontrol untuk mengkontrol kerja pompa tersebut, sedangkan pompa yang menggunakan listrik 1 phase tidak harus menggunakan panel kontrol untuk mengkontrol kerja pompa.
2.1.1. Pompa transfer dari sumur dangkal ke ground tank/tower tank
Sumur dangkal mempunyai kedalaman kurang dari 8 meter (dari permukaan tanah ke level air). Pompa sumur dangkal biasanya menggunakan pompa tipe centrifugal end suction ukuran kecil.
Gbr.2.1.3. Pompa transfer dari sumur dangkal (< 8 meter) ke ground/tower tank
2.1.2. Pompa transfer dari sumur sedang ke ground tank/ tower tank
Sumur dengan kedalaman sedang adalah sumur yang mempunyai kedalaman antara 8 meter s/d 20 meter (diukur dari permukaan tanah ke level air). Pompa yang digunakan adalah tipe jet pump, disebut jet pump karena pada pompa ini ada alat tambahan dipasang pada sisi hisap dinamakan ejector yang mempunyai fungsi untuk menambah daya dorong. Pada sisi hisap pompa jet pump mempunyai dua jalur pipa, satu jalur sebagai pipa hisap dan satu jalur lainnya sebagai pipa dorong yang berfungsi mengalirkan sebagian air dari pompa, mengalir turun menuju ejector kemudian kembali mendorong keatas melalui pipa hisap.
Gbr. 2.1.2. Pompa jet pump untuk transfer dari sumur sedang (8 - 20 meter) ke ground/tower tank.
2.1.3. Pompa transfer dari sumur dalam ke ground tank/tower tank
Kategori sumur dalam yaitu sumur yang mempunyai kedalaman diatas 20 meter (diukur dari permukaan tanah ke level air). Ada dua macam level air yang biasa digunakan sebagai acuan yaitu dinamyc water level (level air yang selalu berubah) dan static water level (level air yang tetap).
Dinamyc water level (DWL) adalah level air yang sudah stabil setelah dilakukan pumping test atau level air terdalam (dari permukaan tanah) yang terjadi pada musim kemarau.
Static water level (SWT) adalah posisi level air terendah (dari permukaan tanah) sebelum dilakukan pumping test atau level air terendah yang terjadi pada musim hujan.
Pengukuran level air untuk sumur dalam dapat dilakukan dengan menggunakan alat Water Level Meter.
Untuk aplikasi sumur dalam, pompa yang digunakan adalah tipe celup (submersible deep well) yang mempunyai kemampuan tekanan atau pressure tinggi. Cara kerja pompa ini adalah mendorong air dari bawah ke atas sehingga tidak memerlukan pipa hisap.
Gbr. 2.1.1. Pompa deep well untuk transfer dari sumur dalam(≥ 20 meter) ke ground.
2.1.4. Pompa transfer dari ground tank ke tower tank
Aplikasi ini banyak dijumpai di gedung-gedung dan industri. Karena pada aplikasi ini diperlukan debit air yang besar dan juga tekanan yang tinggi maka ada dua tipe yang sesuai yaitu tipe end suction horisontal dan in-line vertical.
Untuk pompa tipe end suction horisontal sering digunakan untuk bangunan gedung/pabrik yang mempunyai ruang pompa cukup luas. Sedangkan pompa tipe in-line vertical sering digunakan untuk bangunan gedung/pabrik yang ruang pompa relatif sempit.
.Gbr.2.1.4. Pompa transfer dari ground tank ke tower tank.
2.1.5. Pompa transfer pengisi boiler
Aplikasi pompa ini sebagai pengisi boiler dengan menggunakan air panas dengan temperatur antara 40oC – 100oC, sehingga pompa rentan terhadap kavitasi dan untuk menghindari kavitasi posisi tangki air diletakan lebih tinggi dari pompa. Pada aplikasi ini pompa yang digunakan adalah tipe in-line vertical multi stage karena pompa ini mempunyai tekanan yang tinggi dan juga NPSH yang relative kecil jika dibandingkan dengan tipe end suction.
Gbr.2.1.5. Pompa transfer pengisi boiler
A.1.Pompa Transfer tipe centrifugal horisontal "END SUCTION"
Toko Pompa Online, Pumps Distributor, Ebara, Wilo, CNP, Grundfos, Torishima, KSB, Kirloskar, Total Head, NPSH, Kavitasi
A.1.Pompa transfer tipe centrifugal Horisontal "END SUCTION"
Pompa transfer/pompa pengisi digunakan untuk memindahkan air dari satu tempat ke tempat lain. Untuk menghemat listrik dan menjaga supaya pompa tahan lama maka pompa harus dilengkapi sistem otomatis.
Cara kerja pompa secara otomatis adalah jika tanki penampung kosong maka pompa otomatis akan hidup dan jika tanki sudah penuh maka pompa otomatis akan mati.
A.6.1.Pompa industri (listrik 3PH/380V)
Sistem otomatis pompa menggunakan panel kontrol yang dilengkapi dengan sensor electroda, atau gabungan antara pressure switch/pressure transmitter & motorize valve (biasanya untuk transfer air dengan jarak yang jauh > 1km)
A.6.2.Pompa rumah tangga (listrik 1PH/220V)
Sistem otomatis cukup menggunakan sistem radar (sistem pelampung non stik).
B. POMPA BOOSTER/POMPA DISTRIBUSI
B.1.Pompa booster "VARIABLE SPEED" dg pompa tipe "In Line Vertical"
C.POMPA HIDRAN/POMPA PEMADAM NFPA 20Std
C.1.Pompa "HYDRANT ELECTRIC MOTOR" lengkap dengan "Panel Kontrol" (NFPA 20Std)
Free download Software calculator "Total head & Cavitation"
Free!!...Software Calculator : Total Head,NPSH,Cavitation,Diameter pipa...Download dari link ini..
Fungsi dan kelebihan sofware calculator diatas diantaranya :
1.Untuk menentukan Total head pompa (H), sekaligus mengetahui power pompa P2
2.Untuk mengecek/mengetahui apakah pompa terjadi kavitasi atau tidak.
3.Ada 8 konfigurasi pilihan sistem pemipaan yang diperjelas dg sket drawing
4.Untuk menetukan diameter pipa
5.Untuk mengecek/mengetahui velocity yang ideal (dg mencoba input diameter pipa
yg berbeda), sehingga didapat hasil Total head atau power pompa yang optimal.
6.Mudah dipahami dan dioperasikan, karena semua data (jenis pipa,
friction losses fitting, konstanta Hazen William, tekanan vaporasi, dll)
sudah dimasukan ke sheet data base.
Fungsi dan kelebihan sofware calculator diatas diantaranya :
1.Untuk menentukan Total head pompa (H), sekaligus mengetahui power pompa P2
2.Untuk mengecek/mengetahui apakah pompa terjadi kavitasi atau tidak.
3.Ada 8 konfigurasi pilihan sistem pemipaan yang diperjelas dg sket drawing
4.Untuk menetukan diameter pipa
5.Untuk mengecek/mengetahui velocity yang ideal (dg mencoba input diameter pipa
yg berbeda), sehingga didapat hasil Total head atau power pompa yang optimal.
6.Mudah dipahami dan dioperasikan, karena semua data (jenis pipa,
friction losses fitting, konstanta Hazen William, tekanan vaporasi, dll)
sudah dimasukan ke sheet data base.
Total head, friction loss, NPSH, Kavitasi
Gratis!!..Software Calculator Total Head, NPSH, Kavitasi...Download dari Link ini..
Fungsi dan kelebihan sofware calculator diatas diantaranya :
1.Untuk menentukan Total head pompa (H), sekaligus mengetahui power pompa P2
2.Untuk menentukan NPSH atau mengecek apakah pompa terjadi kavitasi atau tidak.
3.Ada 8 konfigurasi pilihan sistem pemipaan yang diperjelas dg sket drawing
4.Untuk menentukan diameter pipa
5.Untuk mengecek/mengetahui velocity yang ideal (dg mencoba input diameter pipa
yg berbeda), sehingga didapat hasil Total head atau power pompa yang optimal.
6.Mudah dipahami dan dioperasikan, karena semua data (jenis pipa,
friction losses fitting, konstanta Hazen William, tekanan uap, dll)
sudah dimasukan ke sheet data base.
B.6.4. Tinggi hisap maximum
Fungsi dan kelebihan sofware calculator diatas diantaranya :
1.Untuk menentukan Total head pompa (H), sekaligus mengetahui power pompa P2
2.Untuk menentukan NPSH atau mengecek apakah pompa terjadi kavitasi atau tidak.
3.Ada 8 konfigurasi pilihan sistem pemipaan yang diperjelas dg sket drawing
4.Untuk menentukan diameter pipa
5.Untuk mengecek/mengetahui velocity yang ideal (dg mencoba input diameter pipa
yg berbeda), sehingga didapat hasil Total head atau power pompa yang optimal.
6.Mudah dipahami dan dioperasikan, karena semua data (jenis pipa,
friction losses fitting, konstanta Hazen William, tekanan uap, dll)
sudah dimasukan ke sheet data base.
B.5 Total head pompa
Yang dimaksud total head pompa adalah kemampuan tekanan maximum pada titik kerja pompa, sehingga pompa tersebut mampu mengalirkan air dari satu tempat ke tempat lainnya. Beberapa parameter yang diperlukan untuk menentukan total head pompa diantaranya yaitu friction loss pipa, friction loss fitting & valve, pressure drop peralatan mechanical, dan geodetic head.
B.5.1. Friction loss pipa
Friction loss pipa terjadi karena disebabkan gesekan antara air dengan permukaan dalam pipa, sehingga menimbulkan gaya gesek dan gaya gesek inilah yang meyebabkan hambatan pada tekanan pompa. Besarnya friction loss pipa tergantung dari jenis material, diameter, dan panjang pipa.
Dengan menggunakan pendekatan metode Hazen William maka formulasi untuk menentukan besarnya friction loss adalah sebagai berikut,
B.5.2 Friction fitting & valve
Friction loss fitting & valve yaitu gaya gesek yang disebabkan karena gesekan antara air dengan fitting & valve (elbow, tee, check valve, butterfly valve, globe valve, dll), dan gaya gesek ini menyebabkan hambatan tekanan pompa. Besarnya friction loss ini tergantung dari diameter, tipe, dan jumlah fitting & valve.
Dengan menggunakan pendekatan metode Hazen William maka formulasi untuk menentukan besarnya friction loss adalah sebagai berikut,
Hf fitting = (hf1 x juml fitting)+(hf2 x juml fitting)
dimana :
Hf fitting : Jumlah total friction loss pipa …. m
hf1 : friction loss fitting dg dia. (x) mm …. m
hf2 : friction loss fitting dg dia. (y) mm …. m
B.5.3 Pressure drop peralatan mechanical
Peralatan mechanical yang biasa digunakan pada sistem pompa dan pemipaan adalah seperti Y strainer, filter air, air handling unit (AHU), chiller, tanki air panas, dll. Masing-masing dari peralatan tsb. sudah ditentukan nilai pressure dropnya oleh pabrik pembuat yaitu antara 1m s/d 15m.
B.5.4 Geodetic head (Hg)
Geodetic head adalah ketinggian vertical dari titik tertinggi pipa suction ke titik tertinggi pipa discharge. Geodetic head merupakan parameter penting dan nilainya pasti sehingga tidak boleh diperkirakan.
B.5.5. Suction head (Hs)
Suction head adalah ketinggian hisap pompa dari level air ke titik tertinggi pipa suction. Ketinggian hisap pompa ditentukan berdasarkan kemampuan hisap maximal suatu pompa yaitu ketinggian hisap dengan memperhatikan bahwa tidak akan terjadi kavitasi pada pompa tsb. Suction head ada 2 macam yaitu negative suction dan positif suction.
Negative suction (Gbr. B.5.5a.) yaitu jika level air berada dibawah pompa, dan positif suction (Gbr. B.5.5b.) yaitu jika level air berada diatas pompa.
B.5.6. Diameter pipa & velocity
Diameter pipa & velocity merupakan 2 parameter yang tidak terpisahkan dan formulasinya dapat ditulis sebagai berikut :
Q = V x A A = (лd2)/4
dimana :
Q : debit pompa ….. m3/jam
V : kecepatan air ...... m/s
A : luas penampang lubang pipa ….. mm2
d : diameter dalam pipa ….. mm
л : 3,14
Tidak ada batasan yang pasti untuk menentukan velocity, akan tetapi untuk mendapatkan Total Head pompa yang optimal maka batasan velocity yang ideal adalah 0,9m/s – 2m/s.
B.5.7. Menentukan total head
Formulasi total head adalah sebagai berikut :
Htot = Hf pipe + Hf fitting + Hpd + Hsf + Hg + Hs
dimana :
Hf pipe : friction loss pipa
Hf fitting : friction loss pipa & valve
Hpd : pressure drop peralatan
Hsf : safety factor
Hg : geodetic head
Hs : suction/riser head
B.6. Tinggi hisap maximum, Kavitasi & NPSH
Batas tinggi hisap maximum suatu pompa perlu diperhatikan terutama saat tahap perencanaan, karena jika pompa bekerja diatas ketinggian hisapnya maka pompa tidak bisa menghisap air atau mampu menghisap akan tetapi terjadi kavitasi sehingga performance pompa turun. Ada beberapa parameter yang penting berkaitan dengan kemampuan hisap yaitu, NPSHr , NPSHa.
B.6.1. NPSHr
NPSHr atau NPSHrequired (Net Positive Suction Head required) adalah pressure pompa pada sisi hisap yang nilainya ditentukan berdasarkan design pompa (inlet suction, impeler, dll). NPSHrbernilai positif sehingga bersifat menghambat kemampuan hisap pompa. Jika pompa dengan nilai NPSHr kecil berarti pompa tersebut mempunyai kemampuan hisap yang baik. Nilai NPSHr bisa didapat dari kurva pada katalog pompa.
Untuk menentukan NPSHr sebaiknya tidak ditentukan pada titik kerja pompa, akan tetapi ditentukan pada titik kerja Qmax yaitu titik kerja pada kurva paling kanan, hal ini untuk memberikan factor keamanan (kemampuan hisap) yang cukup.
B.6.2 NPSHa
NPSHa atau NPSHavailable (Net Positive Suction Head available) adalah pressure maximum pada sisi hisap yang bernilai positive. Nilai NPSHa ditentukan dari hasil perhitungan dengan tujuan untuk membandingkan dengan NPSHr sehingga dapat diketahui apakah pada pompa akan terjadi kavitasi atau tidak. Formula NPSHa adalah sbb :
NPSHa = Hb – Hf – Hv – Hsf – Hs
dimana :
Hb : barometric head 10,2 mtr
Hf : friction loss pipa …. mtr
friction loss fitting & valve …. mtr
pressure drop peralatan …. mtr
Hv : vapour head (dari table) …. mtr
Hsf : safety factor head 0,5 mtr
Hs : suction head/tinggi hisap .... mtr
B.6.3. Kavitasi
Kavitasi adalah terjadinya gelembung-gelembung udara pada sisi hisap pompa yang disebabkan beberapa factor yaitu kedalaman hisap terlalu tinggi, diameter pipa hisap terlalu kecil, suhu air terlalu panas, penggunaan pompa didaerah yang terlalu tinggi (dipegunungan).
Kavitasi bisa menimbulkan kerusakan pada pompa terutama impeller dan rumah pompa sehingga menyebabkan performance pompa (Q & H) turun drastis.
Syarat supaya pompa tidak terjadi kavitasi maka harus memenuhi ketentuan sebagai berikut,
NPSHr < NPSHa
dimana :
NPSHr : nilai NPSH dari data pompa …. mtr
NPSHa : nilai NPSH hasil perhitungan …. mtr
Jadi nilai NPSHa ditentukan untuk memberikan batasan/persyaratan nilai NPSHr maximum yang dimiliki suatu pompa.
Jika pada system pompa terjadi kavitasi, maka ada beberapa metode untuk mencegah kavitasi adalah sebagai berikut :
- Ketinggian hisap diperpendek atau dirubah menjadi positif suction.
- Diameter pipa hisap diperbesar.
- Temperatur air diturunkan.
- Menggunakan pompa dengan NPSHr yang kecil.
B.6.4. Tinggi hisap maximum
Kemampuan tinggi hisap maximum suatu pompa dapat ditentukan, setelah data NPSHr dan data-data lainya diketahui. Untuk menentukan tinggi hisap maximum ini harus dipertimbangkan tidak akan terjadi kavitasi pada pompa. Formulasi untuk menentukan tinggi hisap maximum adalah sebagi berikut :
Hs.max = Hb – Hf – Hv – Hsf – NPSHa
NPSHa = NPSHr
dimana :
Hs.max : tinggi hisap maximum …. mtr
Hb : barometric head 10,2 mtr
Hf : friction loss pipa …. mtr
friction loss fitting & valve …. mtr
pressure drop peralatan …. mtr
Hv : vapour head (dari table) …. mtr
Hsf : safety factor head 0,5 mtr
Hs : suct head/tinggi hisap max …. mtr
Tidak ada komentar:
Posting Komentar